PERKAWINAN MENURUT SASIH
1.
|
Kasa
|
: kurang baik,anak kesakitan
|
2.
|
Karo
|
: tidak baik,biasa sengsara
|
3.
|
Ketiga
|
: kadang-kadang baik/buruk semua anak
|
4.
|
Kapat
|
: baik akan kaya,banyak punya anak
|
5.
|
Kelima
|
: baik,tidak kurang sandang pangan
|
6.
|
Kanem
|
: kadang-kadang baik,kadang-kadang buruk
|
7.
|
Kapitu
|
: baik,panjang umur
|
8.
|
Kaulu
|
: tidak baik,kehabisan sandang pangan
|
9.
|
Kasanga
|
: amat kurang baik,bisa kesakitan
|
10.
|
Kadasa
|
: amat baik,mendapat kesenangan sebagai raja
|
11.
|
Desta
|
: kurang baik,sering mendapat malu
|
12.
|
Asada
|
: kurang baik,sering mendapat sakit
|
PERJODOHAN DAN PERTEMUAN SUAMI ISTRI :
Diambil dari hari kelahiran menurut neptu sapta wara & panca wara yang jumlahnya dibagi 9 :
1 dengan 2 = baik
1 dengan 3 = kuat,jauh rejekinya
1 dengan 4 = banyak celakanya
1 dengan 5 = putus[bercerai]
1 dengan 6 = dijauhi sandang pangan
1 dengan 7 = banyak musuh
1 dengan 8 = kurang menentu
1 dengan 9 = jadi perlindungan
2 dengan 2 = selamat,banyak rejeki
2 dengan 3 = lekas ditinggal
2 dengan 4 = banyak godaan
2 dengan 5 = banyak celaka
2 dengan 6 = lekas kaya
2 dengan 7 = anak banyak mati
2 dengan 8 = murah rejekinya
2 dengan 9 = banyak rejekinya
3 dengan 3 = melarat
3 dengan 4 = banyak celaka
3 dengan 5 = cepat putus[cerai]
3 dengan 6 = dapat anugerah
3 dengan 7 = banyak celaka
3 dengan 8 = salah satu meninggal
3 dengan 9 = kaya rejeki
4 dengan 4 = sering sakit
4 dengan 5 = banyak rencana
4 dengan 6 = kaya rejeki
4 dengan 7 = melarat
4 dengan 8 = banyak pahalanya
4 dengan 9 = kalah salah satunya
5 dengan 5 = terus kebaikannya
5 dengan 6 = rejekinya banyak
5 dengan 7 = sandang pangan baik
5 dengan 8 = banyak cita-citanya
5 dengan 9 = murah sandang pangannya
6 dengan 6 = besar celakanya
6 dengan 7 = rukun dan damai
6 dengan 8 = banyak susahnya
6 dengan 9 = terkatung-katung
7 dengan 7 = dihukum oleh istri
7 dengan 8 = dapat celaka dari istri
7 dengan 9 = terus pahala karmanya
8 dengan 8 = dikasihi oleh orang
8 dengan 9 = banyak celakanya
9 dengan 9 = kurang dapat rejeki
Contoh :
Laki lahir : Minggu 5 + Umanis 5 = 10 : 9= 1 sisa 1
Wanita lahir : JUmat 6 + kliwon 8 = 14 : 9= 1 sisa 5
Jadi 1 dengan 5 : putus [cerai] tidak baik.
JAYA /SUKSES MENCARI KERJA BERDASARKAN NEPTU :
Neptu 7 : jaya ke utara atau ke timur
Neptu 8 : jaya ke utara atau ke timur
Neptu 9 : jaya ke selatan atau ke timur
Neptu 10 : jaya ke selatan atau ke timur
Neptu 11 : jaya ke barat
Neptu 12 : jaya ke utara atau ke barat
Neptu 13 : jaya ke utara atau ke barat
Neptu 14 : jaya ke selatan atau ke timur
Neptu 15 : jaya ke barat atau ke timur
Neptu 16 : jaya ke barat atau ke timur
Neptu 17 : jaya ke utara atau ke barat
Neptu 18 : jaya ke utara atau ke timur
perjodohan menurut hari lahir
Jumlah urip hari kelahiran laki + wanita antara Sapta Wara + Panca Wara dibagi 5 yaitu bilangan urip : Sapta + Panca + Sad Wara : dibagi lima
keterangan :
Sisa 1 : Sri/baik, makmur.
Sisa 2 : Gedong/terlindung dalam gedung.
Sisa 3 : Peta/buruk, gaduh, bertengkar.
Sisa 4 : Lara/Buruk, Menderita Sakit-sakitan.
Sisa 5 : Pati/batal, mendapat bahaya.
Urip Sapta Wara
Redite = 5
Soma = 4
Anggara = 3
Buda = 7
Wraspati = 8
Sukra = 6
Saniscara = 9
Urip Panca Wara
Umanis = 5
Paing = 9
Pon = 7
Wage = 4
Kliwon = 8
Contoh:
Misalnya hari lahir : Soma+Wage dan hari lahir pasangan anda : Buda+Umanis
maka :
Soma = 4, Wage = 4
4 + 4 = 8
Buda = 7, Pon = 7
7 + 7 = 14
maka 8 + 14 = 22 : 5 = (hasilnya sisa 2)
#Urip Sapta wara; dina radite/Minggu (5), Soma/Senin (4), Anggara/Selasa (3), Budha/Rabu (7), Wraspati/Kamis (8), Sukra/Jumat (6), Saniscara/Sabtu (9).
#Urip Wuku;
RUMUS PERHITUNGAN WARIGA
Ingkel (pantangan) mulai dari Redite/Minggu dan berakhir pada Saniscara/Sabtu (7 hari) dan bilangan wuku dibagi 6, sisa;
Eka wara ; Urip Pancawara + Urip Saptawara = Ganjil = Luang (tunggal/padat) -> urip 1
Dwi wara; Urip Pancawara + Urip Saptawara = Ganjil = menga (terbuka) -> urip 5 ; Genap = pepet (tertutup) -> urip 4
=> Gajah (besar)
=>Lembu (kuat)
=> Lintah (kurus)
Panca Wara di Bhuwana Agung ini akan turun ke Bhawana dan memasuki segala kehidupan yang ada di muka Bumi, serta mengarah kepada yang lebih baik dan benar. Nah, khusus pengaruhnya setelah masuk ke dalam tubuh manusia ( Bhuwana Alit ), maka keberadaannya menjadi sebagai berikut :
1. Pengaruh Umanis ada pada sinar mata ( soca ), sebagai penglihatan.
2. Pengaruh Paing ada pada mulut, khususnya kepada inti ( guna dari ucapan ),
3. Pengaruh Pon ada pada daya serap telinga, sebagai pendengaran,
4. Pengaruh Wage ada pada guna hidung, penciuman ( penikmat bau ),
5. Pengaruh Kliwon ada pada daya guna olahan lidah ( pengatur ucapan ).
Istilah Wariga berasal dari bahasa Bali Kuna yang artinya Bintang. Dan makna Bintang yang dimaksud dalam konteks ini adalah Bintang Lima, yang terdiri dari :
1. Bintang Kartika dan
2. Bintang Uluku yang pada masa itu dipakai acuan sebagai Tengeran Sasih.
3. Bintang Siang yang saat ini dinamakan Bintang Timur, sebagai pertanda hari menjelang pagi.
4. Bintang Erang-erang sebagai pertanda hari menjelang malam.
5. Bintang Timbang dipakai sebagai tanda penunjuk arah Selatan, juga sebagai cermin untuk mengetahui Sang Waktu. Sejak dulu, Bintang ini dikatakan sebagai salah satu sumber kehidupan di Alam Langit yang memberi pengaruh ambek kepada manusia. Bintang pada waktu malam hari menciptakan kelembaban hawa ( udara ) yang berbeda-beda. Dan dengan intensitas kelembaban udara yang berbeda-beda inilah menjadi penyebab timbulnya pusaran angin. Atas dasar itu Panca Wara disebut juga Uriping Angin.
Perubahan ini diberi Panca Gati, dengan penjelasan :
1. Perubahan dari Umanis menjadi Sang Shrigati, di mana Shri yang artinya keinginan, dan Gati artinya instan. Maksudnya, suatu keinginan yang bersifat instan. Jelasnya, keinginan yang muncul dan berasal dari pikiran umumnya bersifat revolusi – ingin selalu cepat ( instan ). Akibatnya, seseorang sering mengalami ketidakselarasan antara pola pikir dengan ucapan, mau pun perilaku.
2. Perubahan dari Paing menjadi Asuajag, merupakan keinginan yang selalu bersifat dinamis.
3. Perubahan dari Pwon menjadi Sang Empas, merupakan keinginan namun bersifat evolusi. Jadi, tidak seperti sifat Asuajag.
4. Perubahan dari Wage menjadi Sang Gumarang, artinya sifat membutuhkan, namun perubahannya tepat waktu sesuai dengan ukuran standar waktunya. Contoh, seorang petani akan menunggu hasil panennya sesuai dengan jenis yang ditanam, yang waktu panennya mutlak berbeda–beda.
5. Perubahan dari Keliwon menjadi Kala Kutila, adalah suatu keinginan untuk mendahului evolusi daripada alam. Misalnya mengakali dengan daya cipta yang tidak alami untuk memperdayakan menjadi sesuatu yang instan ( teknologi canggih ).
Pengaruh Panca Wara terhadap Watak Kelahiran
( Prewatekan manut Panca Wara )
Panca wara merupakan anugerah Dewata kepada kehidupan, khususnya manusia yang diberkahi unsur-unsur kesucian serta diberikan mandat berupa hak dan wewenang mengelola alam. Nah, akibat kesalahan di dalam mempertanggungjawabkan mandat sebagai manusia, maka ia terlahir kembali.
Terlahir pada dina :
keterangan :
Sisa 1 : Sri/baik, makmur.
Sisa 2 : Gedong/terlindung dalam gedung.
Sisa 3 : Peta/buruk, gaduh, bertengkar.
Sisa 4 : Lara/Buruk, Menderita Sakit-sakitan.
Sisa 5 : Pati/batal, mendapat bahaya.
Urip Sapta Wara
Redite = 5
Soma = 4
Anggara = 3
Buda = 7
Wraspati = 8
Sukra = 6
Saniscara = 9
Urip Panca Wara
Umanis = 5
Paing = 9
Pon = 7
Wage = 4
Kliwon = 8
Contoh:
Misalnya hari lahir : Soma+Wage dan hari lahir pasangan anda : Buda+Umanis
maka :
Soma = 4, Wage = 4
4 + 4 = 8
Buda = 7, Pon = 7
7 + 7 = 14
maka 8 + 14 = 22 : 5 = (hasilnya sisa 2)
pendewasan dapat dibagi dua bagian antara lain;
Pedewasan Sehari – hari yang hanya berdasarkan perhitungan;
Pedewasan Sehari – hari yang hanya berdasarkan perhitungan;
pawukon (Ingkel, rangda Tiga, Tanpa Guru, Was Penganten dll)
Tri wara (Pasah untuk memisahkan, Beteng untuk mempertemukan, Kajeng untuk wasiat)
Sapta wara (Soma/senin, Budha/rabu dan Sukra/jumat, yang lainya termasuk kurang baik)
Sanga wara ( yang terbaik adalah Tulus dan Dadi)
Dauh Inti, berlaku pada waktu/jam tertentu saja, dari jam sekian sampai dengan sekian saja.
Pedewasan Inti berdasarkan Perhitungan yang terperinci, antara lain; ayu mulus, Dauh ayu, Ayu badra,mertha yoga, Mertha masa, Mertha dewa, Mertha danta, Sedana yoga, Subacara, Dewa ngelayang, dengan tidak melupakan hal – hal yang tersebut diatas serta dihubungkan dengan baiknya sasih dan Penanggal.
urip wewaran
urip wewaran
#Urip Panca wara; Umanis (5), Pahing (9), Pon (7), Wage (4), Kliwon (8).
#Urip Sapta wara; dina radite/Minggu (5), Soma/Senin (4), Anggara/Selasa (3), Budha/Rabu (7), Wraspati/Kamis (8), Sukra/Jumat (6), Saniscara/Sabtu (9).
#Urip Wuku;
Sita (7)
landep (1)
ukir (4)
kilantir (6)
taulu (5)
gumbreg (8)
wariga (9)
warigadean (3)
julungwangi (7)
sungsang (1)
dunggulan (4)
kuningan (6)
langkir (5)
medangsia (8)
pujut (9)
Pahang (3)
krulut (7)
merakih (1)
tambir (4)
medangkungan (6)
matal (5)
uye (8)
menial (9)
prangbakat (3)
bala (7)
ugu (1)
wayang (4)
klawu (6)
dukut (5)
watugunung (8)
Bilangan Sapta wara; Redite (0), Soma (1), Anggara (2), Budha (3), Wraspati (4), Sukra (5), Saniscara (6).
Bilangan wuku Sita (1), landep (2), ukir (3), kilantir (4), taulu (5), gumbreg (6), wariga (7), warigadean (8), julungwangi (9), sungsang (10), dunggulan (11), kuningan (12), langkir (13), medangsia (14), pujut (15), Pahang (16), krulut (17), merakih (18), tambir (19), medangkungan (20), matal (21), uye (22), menial (23), prangbakat (24), bala (25), ugu (26), wayang (27), klawu (28), dukut (29) dan watugunung (30).
RUMUS PERHITUNGAN WARIGA
Ingkel (pantangan) mulai dari Redite/Minggu dan berakhir pada Saniscara/Sabtu (7 hari) dan bilangan wuku dibagi 6, sisa;
Wong / yang berhubungan dengan Manusia.
Sato / yang berhubungan dengan Hewan.
Mina / yang berhubungan dengan Ikan.
Manuk/ yang berhubungan dengan Burung/Unggas.
Taru / yang berhubungan dengan Tumbuhan Berkayu.
Buku / yang berhubungan dengan Tumbuhan Berbuku.
Perhitungan wewaran
Eka wara ; Urip Pancawara + Urip Saptawara = Ganjil = Luang (tunggal/padat) -> urip 1
Dwi wara; Urip Pancawara + Urip Saptawara = Ganjil = menga (terbuka) -> urip 5 ; Genap = pepet (tertutup) -> urip 4
Tri Wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 3 = sisa
=> Pasah (ditujukan kepada Dewa) -> urip 9
=> Beteng (ditujukan kepada Dewa) -> urip 4
=> Kajeng (ditujukan kepada Bhuta) -> urip 7
=> Kajeng (ditujukan kepada Bhuta) -> urip 7
Catur wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 4 = sisa
=> sri (makmur) -> urip 6
=> Laba (pemberian/imbalan) -> urip 5
=> Jaya (unggul) -> urip 1
=> Menala (sekitar daerah) -> urip 8
Dari Redite Sinta sampai dengan Redite Dunggulan + 2, Soma Dunggulan + 1, sebelum dibagi. ini disebabkan adanya Jaya Tiga pada Wuku Dunggulan berturut – turut dari redite, selanjutnya rumus berlaku seperti biasa.
=> Laba (pemberian/imbalan) -> urip 5
=> Jaya (unggul) -> urip 1
=> Menala (sekitar daerah) -> urip 8
Dari Redite Sinta sampai dengan Redite Dunggulan + 2, Soma Dunggulan + 1, sebelum dibagi. ini disebabkan adanya Jaya Tiga pada Wuku Dunggulan berturut – turut dari redite, selanjutnya rumus berlaku seperti biasa.
Panca wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 5 = sisa
=> Umanis (penggerak) -> urip 5
=> Paing (pencipta) -> urip 9
=> Pon (penguasa) -> urip 7
=> Wage (pemelihara) -> urip 4
=> Kliwon (pemusnah/pelebur) -> urip 8
=> Paing (pencipta) -> urip 9
=> Pon (penguasa) -> urip 7
=> Wage (pemelihara) -> urip 4
=> Kliwon (pemusnah/pelebur) -> urip 8
Sad Wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 6 = sisa
=> Tungleh (tak kekal) -> urip 7
=> Ariang (kurus) -> urip 6
=> Urukung (punah) -> urip 5
=> Paniron (gemuk) -> urip 8
=> Was (kuat) -> urip 9
=> Maulu (membiak) -> urip 3
=> Ariang (kurus) -> urip 6
=> Urukung (punah) -> urip 5
=> Paniron (gemuk) -> urip 8
=> Was (kuat) -> urip 9
=> Maulu (membiak) -> urip 3
Jejepan ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan SAPTAWARE yang dicari) : 6 = sisa
=> Mina (ikan)
=> taru(kayu)
=> Sato (hewan)
=> patra(tumbuhan merambat/menjalar)
=> Wong (manusia)
=> Paksi (burung/unggas)
=> taru(kayu)
=> Sato (hewan)
=> patra(tumbuhan merambat/menjalar)
=> Wong (manusia)
=> Paksi (burung/unggas)
Astha wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 8 = sisa
=> Sri (makmur) -> urip 6
=> Indra (indah) -> urip 5
=> Guru (tuntunan) -> urip 8
=> Yama (adil) -> urip 9
=>ludra (peleburan) -> urip 3
=>Brahma (pencipta) -> urip 7
=> kala(nilai) -> urip 1
=> Uma (pemelihara) -> urip 4
=> Indra (indah) -> urip 5
=> Guru (tuntunan) -> urip 8
=> Yama (adil) -> urip 9
=>ludra (peleburan) -> urip 3
=>Brahma (pencipta) -> urip 7
=> kala(nilai) -> urip 1
=> Uma (pemelihara) -> urip 4
Dari Redite Sinta sampai Redite Dunggulan + 2, Soma Dunggulan +1, sebelum dibagi. selanjutnya rumus berlaku sebagai biasa.
Sanga Wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 9 = sisa
=> Dangu (antara terang dan gelap) -> urip 5
=> Jangur (antara jadi dan batal) -> urip 8
=> Gigis (sederhana) -> urip 9
=> Nohan (gembira) -> urip 3
=> Ogan (bingung) -> urip 7
=> Erangan (dendam) -> urip 1
=> Urungan (batal) -> urip 4
=> Tulus (langsung) -> urip 6
=> Dadi (jadi) -> urip 8
Dari Redite Sinta sampai Redite Dunggulan + 2, Soma Dunggulan +1, sebelum dibagi. selanjutnya rumus berlaku sebagai biasa.
=> Jangur (antara jadi dan batal) -> urip 8
=> Gigis (sederhana) -> urip 9
=> Nohan (gembira) -> urip 3
=> Ogan (bingung) -> urip 7
=> Erangan (dendam) -> urip 1
=> Urungan (batal) -> urip 4
=> Tulus (langsung) -> urip 6
=> Dadi (jadi) -> urip 8
Dari Redite Sinta sampai Redite Dunggulan + 2, Soma Dunggulan +1, sebelum dibagi. selanjutnya rumus berlaku sebagai biasa.
Dasa wara ; (urip Pancawara + Urip Saptawara yang dicari + 1) : 10 = sisa
=> panditha(bijaksana) -> urip 5
=> Pati (dinamis) -> urip 7
=> Suka (periang) -> urip 10
=> Duka (jiwa seni / mudah tersinggung) -> urip 4
=> Sri (kewanitaan) -> urip 6
=> Manuh (taat / menurut) -> urip 2
=> manusia (sosial) -> urip 3
=> Eraja (kepemimpinan) -> urip 8
=>dewa (berbudi luhur) -> urip 9
=> Raksasa (asura keras) -> urip 1
Dasawara berarti watak agung (karakter)
Watek Madia ; (urip Pancawara + Urip Saptawara yang dicari) : 5 = sisa
=> Gajah (besar) – hewan
=> Watu (kebal) – keras
=> Butha(tak nampak) – jerat
=> Suku (berkaki) – meja
=> Wong (orang) – pembantu
=> Pati (dinamis) -> urip 7
=> Suka (periang) -> urip 10
=> Duka (jiwa seni / mudah tersinggung) -> urip 4
=> Sri (kewanitaan) -> urip 6
=> Manuh (taat / menurut) -> urip 2
=> manusia (sosial) -> urip 3
=> Eraja (kepemimpinan) -> urip 8
=>dewa (berbudi luhur) -> urip 9
=> Raksasa (asura keras) -> urip 1
Dasawara berarti watak agung (karakter)
Watek Madia ; (urip Pancawara + Urip Saptawara yang dicari) : 5 = sisa
=> Gajah (besar) – hewan
=> Watu (kebal) – keras
=> Butha(tak nampak) – jerat
=> Suku (berkaki) – meja
=> Wong (orang) – pembantu
Watek Alit ; (urip Pancawara + Urip Saptawara yang dicari) : 4 = sisa
=> Uler (beranak banyak)=> Gajah (besar)
=>Lembu (kuat)
=> Lintah (kurus)
Panca Wara di Bhuwana Agung ini akan turun ke Bhawana dan memasuki segala kehidupan yang ada di muka Bumi, serta mengarah kepada yang lebih baik dan benar. Nah, khusus pengaruhnya setelah masuk ke dalam tubuh manusia ( Bhuwana Alit ), maka keberadaannya menjadi sebagai berikut :
1. Pengaruh Umanis ada pada sinar mata ( soca ), sebagai penglihatan.
2. Pengaruh Paing ada pada mulut, khususnya kepada inti ( guna dari ucapan ),
3. Pengaruh Pon ada pada daya serap telinga, sebagai pendengaran,
4. Pengaruh Wage ada pada guna hidung, penciuman ( penikmat bau ),
5. Pengaruh Kliwon ada pada daya guna olahan lidah ( pengatur ucapan ).
Istilah Wariga berasal dari bahasa Bali Kuna yang artinya Bintang. Dan makna Bintang yang dimaksud dalam konteks ini adalah Bintang Lima, yang terdiri dari :
1. Bintang Kartika dan
2. Bintang Uluku yang pada masa itu dipakai acuan sebagai Tengeran Sasih.
3. Bintang Siang yang saat ini dinamakan Bintang Timur, sebagai pertanda hari menjelang pagi.
4. Bintang Erang-erang sebagai pertanda hari menjelang malam.
5. Bintang Timbang dipakai sebagai tanda penunjuk arah Selatan, juga sebagai cermin untuk mengetahui Sang Waktu. Sejak dulu, Bintang ini dikatakan sebagai salah satu sumber kehidupan di Alam Langit yang memberi pengaruh ambek kepada manusia. Bintang pada waktu malam hari menciptakan kelembaban hawa ( udara ) yang berbeda-beda. Dan dengan intensitas kelembaban udara yang berbeda-beda inilah menjadi penyebab timbulnya pusaran angin. Atas dasar itu Panca Wara disebut juga Uriping Angin.
Perubahan ini diberi Panca Gati, dengan penjelasan :
1. Perubahan dari Umanis menjadi Sang Shrigati, di mana Shri yang artinya keinginan, dan Gati artinya instan. Maksudnya, suatu keinginan yang bersifat instan. Jelasnya, keinginan yang muncul dan berasal dari pikiran umumnya bersifat revolusi – ingin selalu cepat ( instan ). Akibatnya, seseorang sering mengalami ketidakselarasan antara pola pikir dengan ucapan, mau pun perilaku.
2. Perubahan dari Paing menjadi Asuajag, merupakan keinginan yang selalu bersifat dinamis.
3. Perubahan dari Pwon menjadi Sang Empas, merupakan keinginan namun bersifat evolusi. Jadi, tidak seperti sifat Asuajag.
4. Perubahan dari Wage menjadi Sang Gumarang, artinya sifat membutuhkan, namun perubahannya tepat waktu sesuai dengan ukuran standar waktunya. Contoh, seorang petani akan menunggu hasil panennya sesuai dengan jenis yang ditanam, yang waktu panennya mutlak berbeda–beda.
5. Perubahan dari Keliwon menjadi Kala Kutila, adalah suatu keinginan untuk mendahului evolusi daripada alam. Misalnya mengakali dengan daya cipta yang tidak alami untuk memperdayakan menjadi sesuatu yang instan ( teknologi canggih ).
Pengaruh Panca Wara terhadap Watak Kelahiran
( Prewatekan manut Panca Wara )
Panca wara merupakan anugerah Dewata kepada kehidupan, khususnya manusia yang diberkahi unsur-unsur kesucian serta diberikan mandat berupa hak dan wewenang mengelola alam. Nah, akibat kesalahan di dalam mempertanggungjawabkan mandat sebagai manusia, maka ia terlahir kembali.
Terlahir pada dina :
1. Umanis, dinaungi Dewa Iswara, Rsi Kursika, Bhagawan Tetulak. Sesungguhnya, pada dina Umanis para Dewa telah secara adil memvibrasikan anugerah berupa daya guna (kemampuan) kepada manusia. Nah, justru karena anugerah tersebut tidak diberdayakan secara baik dan benar pada kehidupan yang lalu, maka dia terlahir kembali pada hari Umanis. Pembawaan watak Umanis di antaranya, sebagai tenaga penggerak (mobilisator ), suka memberi nasehat, namun jarang mampu menyadarkan orang lain.
2. Paing, diayomi Dewa Brahma, Rsi Gharga, Bhagawan Mercukunda. Dewa Brahma menganugerahkan Cipta kepada manusia. Seseorang yang terlahir pada waktu paing, jelas menandakan pada kehidupan yang lalu dia salah dalam menggunakan ciptanya, sehingga dia terbebani oleh ciptanya sendiri. Wataknya tidak pandang bulu, mudah dihasut dan diadu domba. Pembawaannya sering asal bunyi, tanpa mengetahui ujung pangkal permasalahannya.
3. Pon, diayomi Dewa Mahadewa, Rsi Maitri, Bhagawan Wrhaspati. Seseorang yang dilahirkan dina pwon, akibat pada kehidupan terdahulu dia bergulat dengan keimanannya, seperti ucapannya sering tidak selaras dengan kata hatinya. Wataknya kaku, kukuh dengan pendapatnya sendiri, meskipun sahabatnya salah, tetap akan dibelanya. Suka membuat susah sendiri dan boros. Pendengarannya sensitif, mudah tersulut emosinya. Kelakuannya kadang sulit diterka.
4. Wage, dinaungi Dewa Wisnu, Rsi Kurusya, Bhagawan Penyarikan. Kelahiran pada dina wage karena di masa lalu banyak keliru di dalam menempatkan kasihnya. Ibarat pohon kelapa yang ditanam di pekarangan sendiri, namun tumbuhnya miring, sehingga buahnya jatuh di tetangga. Terlahir dina wage, umumnya murah rejeki, namun tetap susah karena tidak bisa mengelolanya. Suka berulah dihadapan orang banyak, apalagi untuk menjatuhkan orang yang tidak disukainya. Sensitif dengan penciuman.
5. Kliwon, dinaungi Dewa Siwa, Rsi Prtanjala, Bhagawan Krtanjala. Seseorang yang terlahir dina kliwon menandakan di kehidupan terdahulu sering menyalahgunakan kebenaran budhinya, suka pilih kasih, atau kurang berlaku adil. Kekeliruan itulah yang menjadi pemicu terlahir kembali. Berwatak di antaranya suka penasaran, namun menjadi pembosan dan pemalas bila telah berhasil memenuhi rasa penasaran tersebut.
Panca wara di Bhuwana alit terletak di rongga dada, yakni :
· Umanis, terletak di pepusuh, terkait dengan tingkat kemampuan,
· Paing, terletak di Hati, sebagai tempat cipta,
· Pon, terletak di Ginjal, terkait dengan tingkat idealisme,
· Wage, terletak di Ampru ( nyali ) sebagai katalisator / penetralisir.
· Kliwon, terletak di Tungtunging hati, rumah dari sang buddhi luhur.
Berikut penjelasannya :
1. Sang Shrigati artinya santapan semua mahluk hidup. Khususnya pada manusia adalah santapan mata dan pikiran – Panca Karmendrya dan Panca Budindrya yang menikmati berkah Dewa Iswara.
2. Sang Asuajag adalah santapan perut, keinginan untuk menyantap makhluk yang berdarah untuk diolah menjadi tenaga.
3. Sang Empas adalah fisik – kesehatan, ingin santapan, ingin istirahat/tidur.
4. Sang Kala Gumarang, santapan untuk batin/jiwa, seperti kenyaman, kedamaian.
5. Sang Kala Kutila, rasa yang dikecap lidah yang memerlukan santapan. Kalau di dalam adalah Panca Bhudindrya yang menikmati.
Pengaruh Panca wara dan panca gati terhadap watak kelahiran dapat dipelajari, seperti penjabaran singkat berikut ini :
1. Terlahir pada dina Umanis, ketika Sang Shrigati turun memasuki Bumi, memiliki watak penuh kasih sayang dengan lingkungannya. Sebaliknya, kalau kedudukan Sang Shrigati munggah berada di Bhuwana, cenderung berwatak tidak peduli kasih sayang, egois, serta mengutamakan kepentingan pribadi, dan suka menceriterakan atau mencari-cari kesalahan orang lain.
2. Terlahir pada dina Paing, ketika Sang Asuajag turun berada di Bumi, cenderung suka membuat sakit hati orang lain, sering ditakuti di lingkungannya. Sedangkan kalau Sang Asuajag munggah berada di Bhuwana, dampaknya sering dicurigai atau kena fitnah, walaupun dia sesungguhnya dalam kondisi yang santun.
3. Terlahir dina Pon, saat Sang Empas turun berada di Bumi, umumnya menunjukkan sikap tidak senang atau kurang ramah, berwatak pendiam ( bodri, bahasa Bali ). Sebaliknya, bila Sang Empas munggah berada di Bhuwana, tabiatnya akan senang berceloteh, sering menjadi pemicu kemarahan orang lain, suka memfitnah. Suka iseng atau jahil agar temannya menjadi susah, padahal hal tujuannya sekedar bercanda.
4. Terlahir dina Wage, dan Sang Kala Gumarang turun berada di Bumi, tabiatnya suka merusak yang sudah baik dan benar, dan paling suka bikin onar. Sebaliknya, kalau Sang Kala Gumarang munggah berada di Bhuwana, orangnya berkharisma dan disegani orang lain, karena suka melindungi sesamanya.
5. Terlahir dina Kliwon dan Sang Kala Kutila turun berada di Bumi, karakternya senang mempelajari ilmu hitam, cenderung banyak berbuat dosa. Sebaliknya, jika Sang Kala Kutila munggah ada di Bhuwana, cenderung punya rasa dendam, namun sesungguhnya orang tersebut suka dengan kebaikan dan kebenaran.
Sapta wara di Bhuwana Agung secara kodrati selalu turun ke Bumi, memberi berkah kepada semua yang hidup (sarwa tumuwuh) :
1. Radite berada di bawah naungan Hyang Banu, memberi berkah kepada sarwa soca/sarwa mabuku.
2. Coma di bawah naungan Hyang Candra, memberi berkah kepada sarwa bungkah/umbi-umbian.
3. Anggara di bawah naungan Hyang Manggala, memberi berkah kepada sarwa daun.
4. Buda di bawah naungan Hyang Buda, memberi berkah kepada sarwa bunga.
5. Wraspati di bawah naungan Hyang Wraspati, memberi berkah kepada sarwa wija/Biji-bijian.
6. Sukra di bawah naungan Bhagawan Sukra, memberi berkah kepada sarwa buah.
7. Saniscara di bawah naungan Dewi Gori, memberi berkah kepada sarwa me-akah/turus.
fungsi pokoknya :
1. Radite ada pada Roma (rama rena, artinya lupa dan ingat),
2. Coma ada pada Banyu (cairan tubuh),
3. Anggara ada pada Laku (langkah),
4. Buda ada pada Rasa dan perasaan,
5. Wrhaspati ada pada Adegan (jelegan, sosok),
6. Sukra ada pada Untu (gigi), konotasinya Kala, yang berarti cerdas dan kuat.
7. Saniscara ada pada Cangkem, merupakan esensi dari Wacika.
Selain itu, Sapta wara yang masuk ke dalam diri manusia turut berperan membentuk jasmani dan rohani (lahir batin). Penjabarannya sebagai berikut :
1. Raditya/Redite, urip-nya 5, diayomi oleh Sanghyang Bhaskara. Raditya merupakan matahari yang masuk ke dalam diri manusia, menjadi : kedua mata yang ada di kepala, mata hati, dan mata batin (pandangan pikiran). Yang menjadi dasar pandangan tersebut, akibat dari mata melihat sesuatu, karena memikirkan, atau merasakan sesuatu. Di Bhuwana Agung, matahari merupakan mata dari hari, dan menerangi semesta. Sedangkan di dalam diri, mata hati yang menjadi suluh bagi Bhuwana alit. Seseorang yang terlahir pada dina redite/raditya sebagai akibat perilaku pada kehidupan terdahulu lebih banyak meniru dari apa yang dilihatnya. Bukannya dipelajari mau pun dihayati terlebih dahulu.
2. Soma, urip-nya 4, diayomi oleh Sanghyang Candra. Tindak lanjut dari suatu pandangan sebagai dasar untuk mengungkap, karena manusia punya kemampuan memandang. Dari apa yang dilihatnya, kemudian bisa diungkapkan melalui kata-kata, atau dengan perbuatan (karena keberadaan bayu). Semestinya semua itu diimbangi dengan suatu kesabaran, seperti sifat-sifat Sanghyang Candra itu sendiri sebagai simbol Dewi Kesabaran. Terlahir pada dina Soma, akibat perilaku di masa lalunya bersikap kurang sabar, baik dalam ucapan mau pun perbuatan. Itulah yang menjadi tuduh atas laku dan di-titah kembali ke marcapada.
3. Anggara, urip-nya 3, diayomi oleh Sanghyang Angkara. Anggara sesungguhnya adalah Rudra yang ada di Bhuwana Agung. Dan setelah masuk ke dalam diri manusia berubah menjadi Ludra, yakni panasnya darah yang dikendalikan oleh Angkara. Angkara sendiri sebagai penyebab amarah (naik darah). Akibat “tertuduh” karena ke-angkara murka-annya yang melingkupi kehidupannya di masa lalu, maka ia saat ini terlahir pada dina anggara.
4. Budha, urip-nya 7, diayomi oleh Sanghyang Udaka. Udaka artinya sila. Kelahiran seseorang pada dina Budha menandakan bahwa di masa lalunya ia lebih banyak berbuat tidak menuruti aturan, tidak tahu sopan santun.
5. Wrhaspati, urip-nya 8, diayomi oleh Sanghyang Sukra Guru. Guru dalam konteks ini merupakan suatu catatan dari pengalaman hidup yang pernah dilakoni. Saat ini terlahir pada dina wrhaspati karena dulunya ia tidak pernah belajar dari pengalaman hidupnya, dalam artian tidak mengindahkan nasehat gurunya.
6. Sukra, urip-nya 6, diayomi oleh Sanghyang Breghu. Sukra merupakan Bhagawan yang mempunyai wewenang sebagai pengatur sifat moha dan loba. Makanya Bhagawan Breghu dipakai simbol “ Dewa judi “. Jadi, sifat moha dan loba tersebut yang mengikatnya di masa lalu, sehingga pada kelahiran saat sekarang ini diberi kesempatan untuk memperbaikinya. Itulah yang melatarbelakangi seseorang dilahirkan pada dina sukra.
7. Saniscara, urip-nya 9, dewanya Sanghyang Wasu. Saniscara merupakan sifat Durga ( baik dan buruk ) yang dikendalikan oleh Wasu, dimana wasu merupakan bagian dari kedelapan dewa yang dikuasai oleh Dewa Wisnu. Terlahir pada dina saniscara lebih dikarenakan pada masa lalunya ia hidup dipenuhi gejolak suka dan duka ( labil ).
Watak Menurut Saptawàra Dan Pañcawàra
2. Paing, diayomi Dewa Brahma, Rsi Gharga, Bhagawan Mercukunda. Dewa Brahma menganugerahkan Cipta kepada manusia. Seseorang yang terlahir pada waktu paing, jelas menandakan pada kehidupan yang lalu dia salah dalam menggunakan ciptanya, sehingga dia terbebani oleh ciptanya sendiri. Wataknya tidak pandang bulu, mudah dihasut dan diadu domba. Pembawaannya sering asal bunyi, tanpa mengetahui ujung pangkal permasalahannya.
3. Pon, diayomi Dewa Mahadewa, Rsi Maitri, Bhagawan Wrhaspati. Seseorang yang dilahirkan dina pwon, akibat pada kehidupan terdahulu dia bergulat dengan keimanannya, seperti ucapannya sering tidak selaras dengan kata hatinya. Wataknya kaku, kukuh dengan pendapatnya sendiri, meskipun sahabatnya salah, tetap akan dibelanya. Suka membuat susah sendiri dan boros. Pendengarannya sensitif, mudah tersulut emosinya. Kelakuannya kadang sulit diterka.
4. Wage, dinaungi Dewa Wisnu, Rsi Kurusya, Bhagawan Penyarikan. Kelahiran pada dina wage karena di masa lalu banyak keliru di dalam menempatkan kasihnya. Ibarat pohon kelapa yang ditanam di pekarangan sendiri, namun tumbuhnya miring, sehingga buahnya jatuh di tetangga. Terlahir dina wage, umumnya murah rejeki, namun tetap susah karena tidak bisa mengelolanya. Suka berulah dihadapan orang banyak, apalagi untuk menjatuhkan orang yang tidak disukainya. Sensitif dengan penciuman.
5. Kliwon, dinaungi Dewa Siwa, Rsi Prtanjala, Bhagawan Krtanjala. Seseorang yang terlahir dina kliwon menandakan di kehidupan terdahulu sering menyalahgunakan kebenaran budhinya, suka pilih kasih, atau kurang berlaku adil. Kekeliruan itulah yang menjadi pemicu terlahir kembali. Berwatak di antaranya suka penasaran, namun menjadi pembosan dan pemalas bila telah berhasil memenuhi rasa penasaran tersebut.
Panca wara di Bhuwana alit terletak di rongga dada, yakni :
· Umanis, terletak di pepusuh, terkait dengan tingkat kemampuan,
· Paing, terletak di Hati, sebagai tempat cipta,
· Pon, terletak di Ginjal, terkait dengan tingkat idealisme,
· Wage, terletak di Ampru ( nyali ) sebagai katalisator / penetralisir.
· Kliwon, terletak di Tungtunging hati, rumah dari sang buddhi luhur.
Berikut penjelasannya :
1. Sang Shrigati artinya santapan semua mahluk hidup. Khususnya pada manusia adalah santapan mata dan pikiran – Panca Karmendrya dan Panca Budindrya yang menikmati berkah Dewa Iswara.
2. Sang Asuajag adalah santapan perut, keinginan untuk menyantap makhluk yang berdarah untuk diolah menjadi tenaga.
3. Sang Empas adalah fisik – kesehatan, ingin santapan, ingin istirahat/tidur.
4. Sang Kala Gumarang, santapan untuk batin/jiwa, seperti kenyaman, kedamaian.
5. Sang Kala Kutila, rasa yang dikecap lidah yang memerlukan santapan. Kalau di dalam adalah Panca Bhudindrya yang menikmati.
Pengaruh Panca wara dan panca gati terhadap watak kelahiran dapat dipelajari, seperti penjabaran singkat berikut ini :
1. Terlahir pada dina Umanis, ketika Sang Shrigati turun memasuki Bumi, memiliki watak penuh kasih sayang dengan lingkungannya. Sebaliknya, kalau kedudukan Sang Shrigati munggah berada di Bhuwana, cenderung berwatak tidak peduli kasih sayang, egois, serta mengutamakan kepentingan pribadi, dan suka menceriterakan atau mencari-cari kesalahan orang lain.
2. Terlahir pada dina Paing, ketika Sang Asuajag turun berada di Bumi, cenderung suka membuat sakit hati orang lain, sering ditakuti di lingkungannya. Sedangkan kalau Sang Asuajag munggah berada di Bhuwana, dampaknya sering dicurigai atau kena fitnah, walaupun dia sesungguhnya dalam kondisi yang santun.
3. Terlahir dina Pon, saat Sang Empas turun berada di Bumi, umumnya menunjukkan sikap tidak senang atau kurang ramah, berwatak pendiam ( bodri, bahasa Bali ). Sebaliknya, bila Sang Empas munggah berada di Bhuwana, tabiatnya akan senang berceloteh, sering menjadi pemicu kemarahan orang lain, suka memfitnah. Suka iseng atau jahil agar temannya menjadi susah, padahal hal tujuannya sekedar bercanda.
4. Terlahir dina Wage, dan Sang Kala Gumarang turun berada di Bumi, tabiatnya suka merusak yang sudah baik dan benar, dan paling suka bikin onar. Sebaliknya, kalau Sang Kala Gumarang munggah berada di Bhuwana, orangnya berkharisma dan disegani orang lain, karena suka melindungi sesamanya.
5. Terlahir dina Kliwon dan Sang Kala Kutila turun berada di Bumi, karakternya senang mempelajari ilmu hitam, cenderung banyak berbuat dosa. Sebaliknya, jika Sang Kala Kutila munggah ada di Bhuwana, cenderung punya rasa dendam, namun sesungguhnya orang tersebut suka dengan kebaikan dan kebenaran.
Sapta wara di Bhuwana Agung secara kodrati selalu turun ke Bumi, memberi berkah kepada semua yang hidup (sarwa tumuwuh) :
1. Radite berada di bawah naungan Hyang Banu, memberi berkah kepada sarwa soca/sarwa mabuku.
2. Coma di bawah naungan Hyang Candra, memberi berkah kepada sarwa bungkah/umbi-umbian.
3. Anggara di bawah naungan Hyang Manggala, memberi berkah kepada sarwa daun.
4. Buda di bawah naungan Hyang Buda, memberi berkah kepada sarwa bunga.
5. Wraspati di bawah naungan Hyang Wraspati, memberi berkah kepada sarwa wija/Biji-bijian.
6. Sukra di bawah naungan Bhagawan Sukra, memberi berkah kepada sarwa buah.
7. Saniscara di bawah naungan Dewi Gori, memberi berkah kepada sarwa me-akah/turus.
fungsi pokoknya :
1. Radite ada pada Roma (rama rena, artinya lupa dan ingat),
2. Coma ada pada Banyu (cairan tubuh),
3. Anggara ada pada Laku (langkah),
4. Buda ada pada Rasa dan perasaan,
5. Wrhaspati ada pada Adegan (jelegan, sosok),
6. Sukra ada pada Untu (gigi), konotasinya Kala, yang berarti cerdas dan kuat.
7. Saniscara ada pada Cangkem, merupakan esensi dari Wacika.
Selain itu, Sapta wara yang masuk ke dalam diri manusia turut berperan membentuk jasmani dan rohani (lahir batin). Penjabarannya sebagai berikut :
1. Raditya/Redite, urip-nya 5, diayomi oleh Sanghyang Bhaskara. Raditya merupakan matahari yang masuk ke dalam diri manusia, menjadi : kedua mata yang ada di kepala, mata hati, dan mata batin (pandangan pikiran). Yang menjadi dasar pandangan tersebut, akibat dari mata melihat sesuatu, karena memikirkan, atau merasakan sesuatu. Di Bhuwana Agung, matahari merupakan mata dari hari, dan menerangi semesta. Sedangkan di dalam diri, mata hati yang menjadi suluh bagi Bhuwana alit. Seseorang yang terlahir pada dina redite/raditya sebagai akibat perilaku pada kehidupan terdahulu lebih banyak meniru dari apa yang dilihatnya. Bukannya dipelajari mau pun dihayati terlebih dahulu.
2. Soma, urip-nya 4, diayomi oleh Sanghyang Candra. Tindak lanjut dari suatu pandangan sebagai dasar untuk mengungkap, karena manusia punya kemampuan memandang. Dari apa yang dilihatnya, kemudian bisa diungkapkan melalui kata-kata, atau dengan perbuatan (karena keberadaan bayu). Semestinya semua itu diimbangi dengan suatu kesabaran, seperti sifat-sifat Sanghyang Candra itu sendiri sebagai simbol Dewi Kesabaran. Terlahir pada dina Soma, akibat perilaku di masa lalunya bersikap kurang sabar, baik dalam ucapan mau pun perbuatan. Itulah yang menjadi tuduh atas laku dan di-titah kembali ke marcapada.
3. Anggara, urip-nya 3, diayomi oleh Sanghyang Angkara. Anggara sesungguhnya adalah Rudra yang ada di Bhuwana Agung. Dan setelah masuk ke dalam diri manusia berubah menjadi Ludra, yakni panasnya darah yang dikendalikan oleh Angkara. Angkara sendiri sebagai penyebab amarah (naik darah). Akibat “tertuduh” karena ke-angkara murka-annya yang melingkupi kehidupannya di masa lalu, maka ia saat ini terlahir pada dina anggara.
4. Budha, urip-nya 7, diayomi oleh Sanghyang Udaka. Udaka artinya sila. Kelahiran seseorang pada dina Budha menandakan bahwa di masa lalunya ia lebih banyak berbuat tidak menuruti aturan, tidak tahu sopan santun.
5. Wrhaspati, urip-nya 8, diayomi oleh Sanghyang Sukra Guru. Guru dalam konteks ini merupakan suatu catatan dari pengalaman hidup yang pernah dilakoni. Saat ini terlahir pada dina wrhaspati karena dulunya ia tidak pernah belajar dari pengalaman hidupnya, dalam artian tidak mengindahkan nasehat gurunya.
6. Sukra, urip-nya 6, diayomi oleh Sanghyang Breghu. Sukra merupakan Bhagawan yang mempunyai wewenang sebagai pengatur sifat moha dan loba. Makanya Bhagawan Breghu dipakai simbol “ Dewa judi “. Jadi, sifat moha dan loba tersebut yang mengikatnya di masa lalu, sehingga pada kelahiran saat sekarang ini diberi kesempatan untuk memperbaikinya. Itulah yang melatarbelakangi seseorang dilahirkan pada dina sukra.
7. Saniscara, urip-nya 9, dewanya Sanghyang Wasu. Saniscara merupakan sifat Durga ( baik dan buruk ) yang dikendalikan oleh Wasu, dimana wasu merupakan bagian dari kedelapan dewa yang dikuasai oleh Dewa Wisnu. Terlahir pada dina saniscara lebih dikarenakan pada masa lalunya ia hidup dipenuhi gejolak suka dan duka ( labil ).
Watak Menurut Saptawàra Dan Pañcawàra
1.RADITE (MINGGU) PAHING
Urip/nêptu: 5 + 9 = 14
Lintang Gajah
Pelindungnya:
Urip/nêptu: 5 + 9 = 14
Lintang Gajah
Pelindungnya:
· Sanghyang Bhàskara, Åûi Garga, Sanghyang Brahmà, Bhagawàn Mêrcukunda.
Wataknya:
· Pandai, perwira, banyak mempunyai anak. Rajin, tetapi sering melamun, termenung-menung.
· Mempunyai kemauan yang keras, bersemangat.
· Senang berdanapunia. Tidak senang kalau ada orang yang merendahkannya, menghinanya atau melecehkannya.
· Kalau mengerjakan sesuatu yang penting sering tidak berhasil dengan baik.
· Laku bulan: artinya pandai mengerjakan apa saja, hidupnya senang, dicintai orang banyak.
· Halus budi pekertinya, tetapi kadang-kadang agak malas.
· Wiúeûa sàgara, artinya suka dan banyak memberi ampun/maaf.
· Lurus budinya, perasaannya dalam, besar pengaruhnya/wibawanya.
· Panjang pemikirannya.
· Pandai bicara dan mengerti akan atau tentang baik dan buruk.
2.SOMA (SENIN) PON
Urip/nêptu: 4 + 7 = 11
Lintang Kiriman
Pelindungnya:
· Sanghyang Soma (Candra), Åûi Maitrya, Sanghyang Mahàdewa, Bhagawàn Wrêspati.
Wataknya:
Wataknya:
· Pandai, perwira, banyak mempunyai anak. Rajin, tetapi sering melamun, termenung-menung.
· Mempunyai kemauan yang keras, bersemangat.
· Senang berdanapunia. Tidak senang kalau ada orang yang merendahkannya, menghinanya atau melecehkannya.
· Kalau mengerjakan sesuatu yang penting sering tidak berhasil dengan baik.
· Laku bulan: artinya pandai mengerjakan apa saja, hidupnya senang, dicintai orang banyak.
· Halus budi pekertinya, tetapi kadang-kadang agak malas.
· Wiúeûa sàgara, artinya suka dan banyak memberi ampun/maaf.
· Lurus budinya, perasaannya dalam, besar pengaruhnya/wibawanya.
· Panjang pemikirannya.
· Pandai bicara dan mengerti akan atau tentang baik dan buruk.
2.SOMA (SENIN) PON
Urip/nêptu: 4 + 7 = 11
Lintang Kiriman
Pelindungnya:
· Sanghyang Soma (Candra), Åûi Maitrya, Sanghyang Mahàdewa, Bhagawàn Wrêspati.
Wataknya:
· Sering susah karena perbuatan orang lain.
· Mempunyai bakat bercocok tanam.
· Polos, sederhana dan jujur, setia, disayang orang banyak, tetapi tidak pintar sehingga sering bersedih.
· Senang bersenda gurau dan senang mencari sahabat,
· Aras tuding: artinya gagah berani; suka menjual barang-barang miliknya sendiri, suka akan harta benda orang lain, keinginannya sukar dikendalikan.
· Sumur sinaba: artinya suka memberi pertolongan, perilakunya lemah-lembut, penyayang, dermawan, ikhlas beryajña (berkorban) dan berdanapunia.
· Dimanapun bertempat tinggal selalu menjadi tempat tujuan orang-orang untuk berguru menimba ilmu pengetahuan.
3.ANGGARA (SELASA) WAGE
Urip/nêptu: 3 + 4 = 7
Lintang Jong Sarat
Pelindungnya:
· Sanghyang Angkàra, Åûi Kurusya, Sanghyang Wiûóu, Bhagawàn Panyarikan.
Wataknya:
· Banyak orang yang mendatanginya, senang membungakan uang, kekayaannya semakin lama semakin berkurang.
· Rajin bekerja walaupun pekerjaannya itu berat apalagi pekerjaan yang ringan.
· Sebaiknya tidak mengerjakan pekerjaan yang sangat penting (sulit) karena akan menimbulkan kesulitan kalau tidak berhati-hati.
· Senang berbohong dan tidak mau merendah, tidak tahu diri dan kurang setia kawan.
· Senang akan pembangunan dan suka bekerja.
· Laku bumi: artinya mempunyai pemikiran sederhana, tidak suka banyak bicara, tetapi suka bersendagurau bersama anak-anak dan istri/suaminya.
· Lêbu katiup angin: artinya hatinya sering goncang terombang-ambing.
· Buruk keadaannya, kekurangan, lama hidup sengsara/menderita.
· Kurang sandang-pangan.
· Setiap keinginannya tidak mudah tercapai.
· Suka mengembara.
4.BUDHA (RABU) KLIWON
Urip/nêptu: 7 + 8 = 15
Lintang Atiwatiwa
Pelindungnya:
· Sanghyang Udaka, Åûi Kåtañjala, Sanghyang Úiwa, Sanghyang Widhi Wàúa.
Wataknya:
· Memiliki pikiran yang bersih, polos, sederhana, susila, senang menabung.
· Senang akan pembangunan.
· Rukun dalam berkeluarga (perkawinan), tetapi anak-anaknya meninggal pada saat lahir.
· Laku sùrya, artinya bertata susila, sopan santun, agak pemalu, banyak keinginannya, cerdas, luas pengetahuannya, berwibawa.
· Lêbu katiup angin: artinya hatinya sering goncang terombang-ambing, buruk keadaannya, kekurangan, lama hidup sengsara (menderita), kurang sandang pangan, setiap keinginannya tidak mudah tercapai, suka mengembara.
5.WRASPATI (KAMIS) UMANIS
Urip/nêptu: 8 + 5 = 13
Lintang Sangka Tikêl
Pelindungnya:
· Sanghyang Guru (Úukra), Åûi Kursika, Sanghyang Ìúwara Bhagawàn Tatulak.
Wataknya:
· Murah hati, tidak kikir, tidak sayang akan harta bendanya.
· Tidak pilih-pilih.
· Pekerjaan apa saja yang dikerjakannya berhasil dengan baik.
· Mempunyai keberanian untuk bercakap-cakap mengemukakan pendapatnya dalam suatu pertemuan.
· Tetapi suka semaunya sendiri tidak peduli orang lain.
· Suka sewenang-wenang.
· Laku bintang: artinya halus perasaannya, tidak tahan berjaga/melek malam.
· Pandai bertutur kata.
· Cocok kalau berdagang.
· Suka memperhatikan segala hal apa saja.
· Ûatria wibhawa: artinya suka berterus terang berhadap-hadapan.
· Bisa memperoleh penghidupan yang menyenangkan serta kedudukan yang luhur.
6.ÚUKRA (JUMAT) PAHING
Urip/nêptu: 6 + 9 = 15
Lintang Bubu Bolong
Pelindungnya:
· Sanghyang Bågu, Åûi Garga, Sanghyang Brahmà, Bhagawàn Mêrcukunda.
Wataknya:
· Mempunyai bakat bercocok tanam.
· Polos, sederhana dan jujur, setia, disayang orang banyak, tetapi tidak pintar sehingga sering bersedih.
· Senang bersenda gurau dan senang mencari sahabat,
· Aras tuding: artinya gagah berani; suka menjual barang-barang miliknya sendiri, suka akan harta benda orang lain, keinginannya sukar dikendalikan.
· Sumur sinaba: artinya suka memberi pertolongan, perilakunya lemah-lembut, penyayang, dermawan, ikhlas beryajña (berkorban) dan berdanapunia.
· Dimanapun bertempat tinggal selalu menjadi tempat tujuan orang-orang untuk berguru menimba ilmu pengetahuan.
3.ANGGARA (SELASA) WAGE
Urip/nêptu: 3 + 4 = 7
Lintang Jong Sarat
Pelindungnya:
· Sanghyang Angkàra, Åûi Kurusya, Sanghyang Wiûóu, Bhagawàn Panyarikan.
Wataknya:
· Banyak orang yang mendatanginya, senang membungakan uang, kekayaannya semakin lama semakin berkurang.
· Rajin bekerja walaupun pekerjaannya itu berat apalagi pekerjaan yang ringan.
· Sebaiknya tidak mengerjakan pekerjaan yang sangat penting (sulit) karena akan menimbulkan kesulitan kalau tidak berhati-hati.
· Senang berbohong dan tidak mau merendah, tidak tahu diri dan kurang setia kawan.
· Senang akan pembangunan dan suka bekerja.
· Laku bumi: artinya mempunyai pemikiran sederhana, tidak suka banyak bicara, tetapi suka bersendagurau bersama anak-anak dan istri/suaminya.
· Lêbu katiup angin: artinya hatinya sering goncang terombang-ambing.
· Buruk keadaannya, kekurangan, lama hidup sengsara/menderita.
· Kurang sandang-pangan.
· Setiap keinginannya tidak mudah tercapai.
· Suka mengembara.
4.BUDHA (RABU) KLIWON
Urip/nêptu: 7 + 8 = 15
Lintang Atiwatiwa
Pelindungnya:
· Sanghyang Udaka, Åûi Kåtañjala, Sanghyang Úiwa, Sanghyang Widhi Wàúa.
Wataknya:
· Memiliki pikiran yang bersih, polos, sederhana, susila, senang menabung.
· Senang akan pembangunan.
· Rukun dalam berkeluarga (perkawinan), tetapi anak-anaknya meninggal pada saat lahir.
· Laku sùrya, artinya bertata susila, sopan santun, agak pemalu, banyak keinginannya, cerdas, luas pengetahuannya, berwibawa.
· Lêbu katiup angin: artinya hatinya sering goncang terombang-ambing, buruk keadaannya, kekurangan, lama hidup sengsara (menderita), kurang sandang pangan, setiap keinginannya tidak mudah tercapai, suka mengembara.
5.WRASPATI (KAMIS) UMANIS
Urip/nêptu: 8 + 5 = 13
Lintang Sangka Tikêl
Pelindungnya:
· Sanghyang Guru (Úukra), Åûi Kursika, Sanghyang Ìúwara Bhagawàn Tatulak.
Wataknya:
· Murah hati, tidak kikir, tidak sayang akan harta bendanya.
· Tidak pilih-pilih.
· Pekerjaan apa saja yang dikerjakannya berhasil dengan baik.
· Mempunyai keberanian untuk bercakap-cakap mengemukakan pendapatnya dalam suatu pertemuan.
· Tetapi suka semaunya sendiri tidak peduli orang lain.
· Suka sewenang-wenang.
· Laku bintang: artinya halus perasaannya, tidak tahan berjaga/melek malam.
· Pandai bertutur kata.
· Cocok kalau berdagang.
· Suka memperhatikan segala hal apa saja.
· Ûatria wibhawa: artinya suka berterus terang berhadap-hadapan.
· Bisa memperoleh penghidupan yang menyenangkan serta kedudukan yang luhur.
6.ÚUKRA (JUMAT) PAHING
Urip/nêptu: 6 + 9 = 15
Lintang Bubu Bolong
Pelindungnya:
· Sanghyang Bågu, Åûi Garga, Sanghyang Brahmà, Bhagawàn Mêrcukunda.
Wataknya:
· Susila, senang bertapa, tetapi sifatnya pemalas.
· Baik/berbakat bercocok tanam, sedangkan pekerjaan yang lain sedikit hasilnya.
· Rajin, tetapi sering melamun, termenung-menung.
· Mempunyai kemauan yang keras.
· Cepat mendapat keuntungan (rejeki) tetapi cepat pula habisnya.
· Laku sùrya, artinya bertata susila, sopan santun, agak pemalu.
· Banyak keinginannya, cerdas, luas pengetahuannya, berwibawa.
· Tunggak sêmi: artinya berwatak angkuh, suka akan pertikaian, meskipun sudah disalahkan tetapi masih tetap membantah.
· Tidak kurang rejekinya, walaupun diambil terus, tetapi akan datang (dapat) lagi.
7.ÚANIÚCARA (SABTU) PON
· Baik/berbakat bercocok tanam, sedangkan pekerjaan yang lain sedikit hasilnya.
· Rajin, tetapi sering melamun, termenung-menung.
· Mempunyai kemauan yang keras.
· Cepat mendapat keuntungan (rejeki) tetapi cepat pula habisnya.
· Laku sùrya, artinya bertata susila, sopan santun, agak pemalu.
· Banyak keinginannya, cerdas, luas pengetahuannya, berwibawa.
· Tunggak sêmi: artinya berwatak angkuh, suka akan pertikaian, meskipun sudah disalahkan tetapi masih tetap membantah.
· Tidak kurang rejekinya, walaupun diambil terus, tetapi akan datang (dapat) lagi.
7.ÚANIÚCARA (SABTU) PON
Urip/nêptu: 9 + 7 = 16
Lintang Sungenge
Pelindungnya:
· Sanghyang Wasu. Åûi Maitrya, Sanghyang Mahàdewa, Bhagawàn Wrêspati.
Wataknya:
Lintang Sungenge
Pelindungnya:
· Sanghyang Wasu. Åûi Maitrya, Sanghyang Mahàdewa, Bhagawàn Wrêspati.
Wataknya:
· Disayangi oleh orang besar (pembesar) dan hidupnya selamat/rahayu.
· Mempunyai pikiran yang baik/bersih, tetapi patut berhati-hati.
· Pandai sehingga dijadikan pengayoman.
· Senang bersenda gurau, dan senang mencari sahabat.
· Laku toya:, artinya kelak kemudian hari dapat jadi pemimpin.
· Pikirannya teguh dan tindakannya cekatan.
· Mempunyai pemikiran panjang/luas, tetapi kalau tidak dituruti kemauannya bisa menyebabkan pertengkaran.
· Wiúeûa sàgara: artinya suka dan banyak memberi ampun/maaf, lurus budinya, perasaannya dalam, besar pengaruhnya/wibawanya.
· Panjang pemikirannya.
· Pandai bicara dan mengerti tentang baik dan buruk.
8.RADITE (MINGGU) WAGE
Urip/nêptu: 5 + 4 = 9
Lintang Tênggala
Pelindungnya:
· Sanghyang Bhàskara, Åûi Kurusya. Sanghyang Wiûóu. Bhagawàn Panyarikan.
Wataknya:
· Sejak kecil sakit-sakitan, tetapi sesudah dewasa jadi baik/ sehat.
· Senang bertapabrata.
· Senang berdanapunia.
· Tidak suka kalau ada orang yang merendahkannya, menghinanya atau melecehkannya.
· Kalau mengerjakan sesuatu yang penting sering tidak berhasil dengan baik.
· Senang berbohong dan tidak mau merendah, tidak tahu diri dan kurang setia kawan.
· Senang akan pembangunan dan suka bekerja.
· Laku angin: artinya pendiam, tidak suka banyak bicara, berperilaku seperti paóðita, tetapi suka disanjung, sombong, dan pikirannya sering berubah.
· Ûatria Wibhawa: artinya suka berterus terang berhadap-hadapan.
· Memperoleh penghidupan yang menyenangkan serta kedudukan yang luhur.
9.SOMA (SENIN) KLIWON
Urip/nêptu: 4 + 8 = 12
Lintang Padati
Pelindungnya:
· Sanghyang Soma (Candra), Åûi Kåtañjala, Sanghyang Úiwa, Sanghyang Widhi Wàúa.
Wataknya:
· Berhasil menjadi kaya tetapi sering kemalingan.
· Mempunyai bakat bercocok tanam.
· Polos, sederhana dan jujur, setia, disayang orang banyak, tetapi tidak pintar sehingga sering bersedih.
· Senang akan pembangunan.
· Aras kêmbang: artinya banyak punya anak, banyak saudara atau teman, dicintai orang banyak.
· Dengan mudah dapat memutus/menyelesaikan suatu perkara/masalah.
· Rajin bekerja dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
· Ûatria wirang: artinya pemarah, kadang-kadang hatinya dingin, pemalu.
· Walaupun berbuat baik tetapi akhirnya jadi buruk juga.
· Kurang pengendalian diri.
· Selalu mendapat wirang (malu campur marah).
10.ANGGARA (SELASA) UMANIS
Urip/nêptu: 3 + 5 = 8
Lintang Kuda
Pelindungnya:
· Sanghyang Angkàra, Åûi Kursika, Sanghyang Ìúwara. Bhagawàn Tatulak.
Wataknya:
· Kaya tetapi sering sakit, senang memfitnah. Rajin bekerja walaupun pekerjaan itu berat apalagi kalau pekerjaan yang ringan.
· Sebaiknya tidak mengerjakan pekerjaan yang sangat penting (sulit) karena akan menimbulkan kesulitan kalau tidak berhati-hati.
· Mempunyai keberanian untuk bercakap-cakap mengemukakan pendapatnya dalam suatu pertemuan.
· Tetapi suka semaunya sendiri tidak peduli orang lain.
· Suka sewenang-wenang.
· Laku api, artinya sering membuat keonaran, pemarah, suka mengungguli orang lain sehingga sering menimbulkan sakit hati.
· Wiúeûa sàgara: artinya suka dan banyak memberi ampun/maaf.
· Lurus budinya, perasaannya dalam, besar pengaruhnya/wibawanya.
· Panjang pemikirannya.
· Pandai bicara dan mengerti tentang baik dan buruk.
11.BUDHA (RABU) PAHING
Urip/nêptu: 7 + 9 = 16
Lintang Gajahmìna
Pelindungnya:
· Sanghyang Udaka, Åûi Garga, Sanghyang Brahmà, Bhagawàn Mêrcukunda.
Wataknya:
· Mendapat kebahagiaan karena anugerah Sanghyang Widhi Wàúa.
· Memiliki pikiran yang bersih, polos, sederhana, susila dan senang menabung.
· Rajin, tetapi senang melamun, termenung-menung.
· Mempunyai kemauan yang keras, bersemangat.
· Laku toya: artinya kelak kemudian hari dapat jadi pemimpin.
· Pikirannya teguh dan tindakannya cekatan.
· Mempunyai pemikiran panjang/luas, tetapi kalau tidak dituruti kemauannya bisa menyebabkan pertengkaran.
· Wiúeûa sàgara: artinya suka dan banyak memberi ampun/maaf.
· Lurus budinya, perasaannya dalam, besar pengaruhnya/wibawanya.
· Panjang pemikirannya.
· Pandai bicara dan mengerti tentang baik dan buruk.
12.WRASPATI (KAMIS) PON
Urip/nêptu: 8 + 7 = 15
Lintang Bade
Pelindungnya:
· Sanghyang Guru (Úukra), Åûi Maitrya, Sanghyang Mahàdewa, Bhagawàn Wrêspati.
Wataknya:
· Sejak kecil sakit-sakitan hampir-hampir meninggal.
· Murah hati, tidak kikir, tidak sayang akan harta bendanya.
· Tidak pilih-pilih. Pekerjaan apa saja yang dikerjakannya berhasil baik.
· Senang bersendagurau, senang mencari sahabat.
· Laku sùrya: artinya bertata susila, sopan santun, pemalu.
· Banyak keinginannya, cerdas, luas pengetahuannya, berwibawa.
· Ûatria wirang: artinya pemarah, kadang-kadang hatinya dingin.
· Walaupun sudah berbuat baik tetapi akhirnya jadi buruk juga.
· Kurang pengendalian diri.
· Selalu mendapat wirang (malu campur marah).
13.ÚUKRA (JUMAT) WAGE
Urip/nêptu: 6 + 4 = 10
Lintang Magêlut
Pelindungnya:
· Sanghyang Bågu, Åûi Kurusya, Sanghyang Wiûóu, Bhagawàn Panyarikan.
Wataknya:
· Selalu terlilit utang.
· Pada umumnya susila, senang bertapa, tetapi sifatnya pemalas.
· Baik/berbakat bercocok tanam, sedangkan pekerjaan yang lain sedikit hasilnya.
· Senang berbohong, dan tidak mau merendah, tidak tahu diri dan kurang setia kawan.
· Senang akan pembangunan, dan suka bekerja.
· Laku paóðita úakti, artinya berkemampuan tinggi atau úakti, cerdas, pandai, bijaksana, mampu menjadi balian/tabib.
· Ahli sastra (satrawan), tetapi kadang-kadang ia berpikiran sombong.
· Sumur sinaba: artinya suka memberi pertolongan, perilakunya lemah lembut, penyayang dan dermawan, ikhlas beryajña (berkorban) dan berdanapunia.
· Dimanapun ia bertempat tinggal selalu menjadi tempat tujuan orang-orang untuk berguru menimba ilmu pengetahuan dan minta pertolongan
14.ÚANIÚCARA (SABTU) KLIWON
Urip/nêptu: 9 + 6 = 17
Lintang Pagêlangan
Pelindungnya:
· Sanghyang Wasu, Åûi Kåtañjala, Sanghyang Úiwa. Sanghyang Widhi Wàúa.
Wataknya:
· Selalu menanggung kesedihan (susah) sejak mulai kawin (berumah tangga), kemudian hari ditinggalkan oleh anaknya.
· Mempunyai pikiran yang baik/bersih, tetapi patut berhati-hati.
· Pandai sehingga dijadikan pengayoman. Senang akan pembangunan.
· Laku prêtiwi: artinya mempunyai pemikiran sederhana, tidak suka banyak bicara, tetapi suka bersenda gurau bersama anak-anak dan isterinya atau suaminya.
· Tunggak sêmi: artinya sifatnya angkuh, suka akan pertikaian, meskipun sudah disalahkan tetapi masih tetap membantah.
· Tidak kurang rejekinya, walaupun diambil berkali kali tetapi tetap ada datang lagi.
15.RADITE (MINGGU) UMANIS
Urip/nêptu: 5 + 5 = 10
Lintang Kàla Sungsang
Pelindungnya:
· Sanghyang Bhàskara. Åûi Kursika, Sanghyang Ìúwara. Bhagawàn Tatulak.
Wataknya:
· Sedikit bicaranya, tidak mau memperhatikan atau menurut nasehat orang, sering salah menafsirkan perkataan orang (salah menerima perkataan orang), senang tidak mau menurut atau berbeda pendapat dengan gurunya.
· Senang berdanapunia.
· Tidak suka kalau ada orang yang merendahkannya, menghinanya atau melecehkannya.
· Kalau mengerjakan sesuatu yang penting, tidak berhasil dengan baik.
· Mempunyai keberanian untuk bercakap-cakap mengemukakan pendapatnya dalam suatu pertemuan.
· Tetapi suka semaunya sendiri tidak peduli orang lain, suka sewenang-wenang. Laku paóðita úakti, artinya berkemampuan tinggi (úakti), cerdas, pandai, bijaksana, mampu menjadi balian (tabib).
· Ahli sastra (sastrawan), tetapi kadang-kadang ia berpikiran sombong.
· Sumur sinaba: artinya suka memberi pertolongan, perilakunya lemah-lembut, penyayang dan dermawan, ikhlas beryajña (berkorban) dan berdanapunia.
· Dimanapun bertempat tinggal selalu menjadi tempat tujuan orang-orang untuk berguru menimba ilmu pe ngetahuan dan minta pertolongan.
16.SOMA (SENIN) PAHING
Urip/nêptu: 4 + 9 = 13
Lintang Kukus
Pelindungnya:
· Sanghyang Soma (Candra), Åûi Garga, Sanghyang Brahmà, Bhagawàn Mêrcukunda.
Wataknya:
· Mempunyai bakat bercocok tanam. Polos, sederhana dan jujur, setia, disayang orang banyak, tetapi tidak pintar sehingga sering bersedih.
· Rajin, tetapi sering melamun, termenung-menung.
· Mempunyai kemauan yang keras, bersemangat.
· Laku bintang: artinya halus perasaannya, tidak tahan berjaga (tidak tidur) malam.
· Pandai bertutur kata.
· Cocok kalau berdagang.
· Suka memperhatikan segala hal apa saja.
· Wiúeûa sàgara: artinya suka dan banyak memberi ampun/maaf.
· Lurus budinya, perasaannya dalam, besar pengaruhnya/wibawanya.
· Panjang pemikirannya.
· Pandai bicara dan mengerti tentang baik dan buruk.
17.ANGGARA (SELASA) PON
Urip/nêptu: 3 + 7 = 10
Lintang Asu
Pelindungnya:
· Sanghyang Angkàra, Åûi Maitrya, Sanghyang Mahàdewa, Bhagawàn Wrêspati.
Wataknya:
· Jantan (kesatria), pemberani dalam pertempuran, disenangi orang banyak.
· Rajin bekerja walaupun pekerjaan itu berat, apalagi pekerjaan yang ringan. Sebaiknya tidak mengerjakan pekerjaan yang sangat penting (sulit) karena akan menimbulkan kesulitan kalau tidak berhati-hati.
· Senang bersenda gurau, dan senang mencari sahabat.
· Laku paóðita úakti: artinya berkemampuan tinggi (úakti), cerdas, pandai, bijaksana, mampu menjadi balian (tabib).
· Ahli sastra (sastrawan), tetapi kadang-kadang ia berpikiran sombong.
· Ûatria wibhawa: artinya suka berterus terang berhadap-hadapan.
· Memperoleh penghidupan yang menyenangkan dan ke dudukan yang luhur.
18.BUDHA (RABU) WAGE
Urip/nêptu: 7 + 4 = 11
Lintang Kàrtika
Pelindungnya:
· Sanghyang Udaka, Åûi Kurusya, Sanghyang Wiûóu. Bhagawàn Panyarikan.
Wataknya:
· Selamat dan sentausa. Memiliki pikiran yang bersih, polos, sederhana, susila dan senang menabung.
· Tetapi senang berbohong, tidak mau merendah, tidak tahu diri, kurang setia kawan.
· Senang akan pembangunan dan suka bekerja.
· Aras tuding: artinya gagah berani, suka menjual barang-barang miliknya sendiri, tetapi suka akan harta benda orang lain, keinginannya sukar dikendalikan.
· Ûatria wibhawa: artinya suka berterusterang berhadap-hadapan.
· Memperoleh penghidupan yang menyenangkan serta memperoleh kedudukan yang luhur.
19.WRASPATI (KAMIS) KLIWON
Urip/nêptu: 8 + 8 = 16
Lintang Nàga
Pelindungnya:
· Sanghyang Guru (Úukra), Åûi Kåtañjala, Sanghyang Úiwa, Sanghyang Widhi Wàúa.
Wataknya:
· Suka berlagak pintar, besar omong (sombong).
· Tetapi murah hati, tidak kikir, tidak sayang akan harta-bendanya.
· Tidak pilih-pilih.
· Pekerjaan apa saja yang dikerjakannya berhasil baik.
· Senang akan pembangunan. Laku toya, artinya kelak kemudian hari dapat jadi pemimpin.
· Pikirannya teguh dan tindakannya cekatan.
· Mempunyai pemikiran panjang/luas, tetapi kalau tidak dituruti kemauannya bisa menyebabkan pertengkaran.
· Bumi kapêtak: artinya tidak suka bepergian jauh, teguh pada pendiriannya, rajin bekerja, teguh melaksanakan tugas, punya keinginan menyepi.
· Budinya suci bersih, mengerti akan semua pekerjaan.
20.ÚUKRA (JUMAT) UMANIS
Urip/nêptu: 6 + 5 = 11
Lintang Banyak Angêrêm
Pelindungnya:
· Sanghyang Bågu, Åûi Kursika, Sanghyang Ìúwara, Bhagawàn Tatulak.
Wataknya:
· Mendapat banyak harta kekayaan tetapi cepat habis karena boros dan karena ada yang mencurinya.
· Sifatnya susila, senang bertapa, tetapi agak pemalas.
· Baik/berbakat bercocok tanam, sedangkan pekerjaan yang lain sedikit hasilnya.
· Mempunyai keberanian untuk bercakap-cakap mengemukakan pendapatnya dalam suatu pertemuan.
· Tetapi suka semaunya sendiri tidak peduli orang lain.
· Suka sewenang-wenang.
· Aras tuding: artinya gagah berani.
· Suka menjual barang-barang miliknya sendiri, tetapi ia suka akan harta benda orang lain, keinginannya sukar dikendalikan.
· Ûatria wirang: artinya pemarah, kadang-kadang hatinya dingin, pemalu.
· Walaupun berbuat baik tetapi akhirnya jadi buruk juga.
· Kurang pengendalian diri. Selalu mendapat wirang (malu campur marah).
21.ÚANIÚCARA (SABTU) PAHING
Urip/nêptu: 9 + 9 = 18
Lintang Panah
Pelindungnya:
· Sanghyang Wasu, Åûi Garga, Sanghyang Brahmà, Bhagawàn Mêrcukunda.
Wataknya:
· Bersifat prajurit berani dan patuh, disayang dan dihormati oleh pengikutnya (bawahannya).
· Mempunyai pikiran yang baik/bersih, tetapi patut berhati-hati.
· Pandai sehingga dijadikan pengayoman.
· Rajin, tetapi sering melamun, termenung-menung.
· Mempunyai kemauan yang keras, bersemangat.
· Laku agni agung: artinya sering membuat keonaran, pemarah, suka mengungguli orang lain sehingga sering menimbulkan rasa sakit hati.
· Ûatria wibawa: suka berterus terang berhadap-hadapan.
· Memperoleh penghidupan yang menyenangkan dan memperoleh kedudukan yang luhur.
22.RADITE (MINGGU) PON
Urip/nêptu: 5 + 7 = 12
Lintang Patrêm
Pelindungnya:
· Sanghyang Bhàskara, Åûi Maitrya, Sanghyang Mahàdewa, Bhagawàn Wrêspati.
Wataknya:
· Senang berdebat (bertukar pikiran).
· Senang berdana punia.
· Tidak senang kalau ada orang yang merendahkannya, menghinanya atau melecehkannya.
· Kalau mengerjakan sesuatu yang penting tidak berhasil baik.
· Senang bersenda gurau, dan senang mencari sahabat.
· Aras kêmbang, artinya banyak anaknya, banyak saudara atau temannya, dicintai orang banyak.
· Dengan mudah ia dapat memutus atau menyelesaikan suatu perkara/masalah.
· Rajin bekerja dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
· Bumi kapêtak: artinya tidak suka bepergian jauh, teguh pada pendiriannya, rajin bekerja, teguh melaksanakan tugasnya, punya keinginan menyepi.
· Budinya suci bersih, mengerti akan semua pekerjaan.
23.SOMA (SENIN) WAGE
Urip/nêptu: 4 + 4 = 8
Lintang Lêmbu
Pelindungnya:
· Sanghyang Soma (Candra), Åûi Kurusya. Sanghyang Wiûóu. Bhagawàn Panyarikan.
Wataknya:
· Sejak kecil hidupnya sengsara.
· Mempunyai bakat bercocok tanam, polos, sederhana dan jujur, setia, disayang orang banyak, tetapi tidak pintar sehingga sering bersedih.
· Senang berbohong dan tidak suka merendah, tidak tahu diri dan kurang setia kawan.
· Senang akan pembangunan dan suka bekerja. Laku api, artinya sering membuat keonaran, pemarah, suka mengungguli orang lain sehingga sering menimbulkan sakit hati.
· Wiúeûa sàgara: artinya suka dan banyak memberi ampun/maaf.
· Lurus budinya, perasaannya dalam, besar pengaruhnya/wibawanya.
· Panjang pemikirannya.
· Pandai bicara dan mengerti tentang baik dan buruk.
24.ANGGARA (SELASA) KLIWON
Urip/nêptu: 3 + 8 = 11
Lintang Sidamalung
Pelindungnya:
· Sanghyang Angkàra, Åûi Kåtañjala, Sanghyang Úiwa. Sanghyang Widhi Wàúa.
Wataknya:
· Rajin bekerja walaupun pekerjaan itu berat apalagi pekerjaan yang ringan.
· Sebaiknya tidak mengerjakan pekerjaan yang sangat penting (sulit) karena akan menimbulkan kesulitan kalau tidak berhati-hati.
· Senang akan pembangunan.
· Aras tuding, artinya gagah berani, suka menjual barang-barang miliknya sendiri, tetapi ia suka akan harta benda orang lain, keinginannya sukar dikendalikan.
· Sumur sinaba, artinya suka memberi pertolongan, perilakunya lemah-lembut, penyayang dan dermawan, ikhlas beryajña (berkorban) dan berdana punia.
· Dimanapun ia bertempat tinggal selalu menjadi tempat tujuan orang-orang untuk berguru menimba ilmu pengetahuan dan untuk minta pertolongan.
25.BUDHA (RABU) UMANIS
Urip/nêptu: 7 + 5 = 12
Lintang Tangis
Pelindungnya:
· Sanghyang Udaka, Åûi Kursika, Sanghyang Ìúwara, Bhagawàn Tatulak.
Wataknya:
· Hidupnya sengsara karena hak miliknya direbut oleh orang lain.
· Memiliki pemikiran yang bersih, polos, sederhana, susila dan senang menabung.
· Mempunyai keberanian untuk bercakap-cakap mengemukakan pendapatnya dalam suatu pertemuan.
· Tetapi suka suka semaunya sendiri tidak peduli orang lain.
· Suka sewenang-wenang.
· Aras kêmbang: artinya banyak anak, banyak saudara atau teman, dicintai orang banyak.
· Dengan mudah dapat memutus/menyelesaikan suatu perkara/masalah.
· Rajin bekerja dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
· Sumur sinaba: artinya suka memberi pertolongan, perilakunya lemah-lembut, penyayang dan dermawan, ikhlas beryajña (berkorban) dan berdana punia.
· Dimanapun ia bertempat tinggal selalu menjadi tempat tujuan orang-orang untuk berguru menimba ilmu pengetahuan dan untuk minta pertolongan.
26.WRASPATI (KAMIS) PAHING
Urip/nêptu: 8 + 9 = 17
Lintang Salah Ukur
Pelindungnya:
· Sanghyang Guru (Úukra), Åûi Garga. Sanghyang Brahmà. Bhagawan Mêrcukunda.
Wataknya:
· Senang bertengkar (membantah), pemboros, kurang perhatian akan sesuatu hal atau situasi sekelilingnya.
· Murah hati, tidak kikir, tidak sayang akan harta bendanya.
· Tidak pilih-pilih. Pekerjaan apa saja yang dikerjakannya berhasil baik.
· Rajin, tetapi sering melamun, termenung-menung.
· Mempunyai kemauan yang keras, bersemangat.
· Laku prêtiwi: artinya mempunyai pemikiran sederhana, tidak suka banyak bicara, tetapi suka bersenda-gurau bersama anak-anak dan isterinya atau suaminya.
· Lêbu katiup angin, artinya hatinya sering goncang terombang-ambing.
· Buruk keadaannya, kekurangan, lama hidup sengsara (menderita).
· Kurang sandang pangan.
· Setiap keinginannya tidak mudah tercapai.
· Suka mengembara.
27.ÚUKRA (JUMAT) PON
Urip/nêptu: 6 + 7 = 13
Lintang Pêrahu Pêgat
Pelindungnya:
· Sanghyang; Bågu, Åûi Maitrya. Sanghyang Mahàdewa, Bhagawàn Wrêspati.
Wataknya:
· Salah satu suami atau istri yang meninggal.
· Boros kalau berbelanja sehingga menyebabkan sedih.
· Susila, senang bertapa, tetapi sifatnya pemalas.
· Baik/berbakat bercocok tanam, sedangkan pekerjaan yang lain sedikit hasilnya.
· Senang bersenda-gurau, dan senang mencari sahabat.
· Laku bintang, artinya halus perasaannya, tidak tahan berjaga atau tidak tidur di malam hari.
· Pandai bertutur kata.
· Cocok kalau berdagang.
· Suka memperhatikan segala hal apa saja.
· Lêbu katiup angin: artinya hatinya sering goncang terombang-ambing.
· Buruk keadaannya, kekurangan, lama hidup sengsara (menderita).
· Kurang sandang-pangan.
· Setiap keinginannya tidak mudah tercapai. Suka mengembara.
28.ÚANIÚCARA (SABTU) WAGE
Urip/nêptu: 9 + 4 = 13
Lintang Puwuh Atarung
Pelindungnya:
· Sanghyang Wasu, Åûi Kurusya, Sanghyang Wiûóu, Bhagawàn Panyarikan.
Wataknya:
· Senang membuat keributan (pertengkaran), senang membantah / menolak hal yang benar.
· Kaya tetapi kikir sehingga menyebabkan berdosa.
· Mempunyai pikiran yang baik/bersih, tetapi patut berhati-hati.
· Pandai sehingga dijadikan pengayoman.
· Senang berbohong, dan tidak mau merendah, tidak tahu diri, dan kurang setia kawan.
· Senang akan pembangunan dan suka bekerja.
· Laku bintang: artinya halus perasaannya, tidak tahan berjaga (tidak tidur) di malam hari.
· Pandai bertutur kata.
· Cocok kalau berdagang.
· Suka memperhatikan segala hal apa saja.
· Ûatria wirang: arti nya pemarah, kadang-kadang hatinya dingin, pemalu.
· Walaupun berbuat baik tetapi akhirnya jadi buruk juga.
· Kurang pengendalian diri.
· Selalu mendapat wirang (malu campur marah).
29.RADITE (MINGGU) KLIWON
Urip/nêptu: 5 + 8 = 13
Lintang Lawean
Pelindungnya:
· Sanghyang Bhàskara. Åûi Kåtañjala. Sanghyang Úiwa. Sanghyang Widhi Wàúa.
Wataknya:
· Senang membantah/menyangkal petuah, suka berjudi, senang bertingkah tidak baik.
· Senang berdana punia.
· Tidak suka kalau ada orang yang merendahkannya, menghinanya atau melecehkannya.
· Kalau mengerjakan sesuatu yang penting, tidak berhasil dengan baik.
· Senang akan pembangunan.
· Laku bintang, artinya halus perasaannya, tidak tahan berjaga (tidak tidur) di malam hari.
· Pandai bertutur kata.
· Cocok kalau berdagang.
· Suka memperhatikan segala hal apa saja. Lêbu katiup angin, artinya hatinya sering goncang terombang-ambing.
· Buruk keadaannya, kekurangan, lama hidup sengsara (menderita).
· Kurang sandang-pangan.
· Setiap keinginannya tidak mudah tercapai.
· Suka mengembara.
30.SOMA (SENIN) UMANIS
Urip/nêptu: 4 + 5 = 9
Lintang Kêlapa
Pelindungnya:
· Sanghyang Soma (Candra), Åûi Kursika, Sanghyang Ìúwara, Bhagawàn Tatulak.
Wataknya:
· Bisa menjadi kaya karena berjualan tuak, kelapa.
· Bisa menemukan keselamatan.
· Mempunyai bakat bercocok tanam.
· Polos, sederhana dan jujur, setia, disayang orang banyak, tetapi tidak pintar sehingga sering bersedih.
· Mempunyai keberanian untuk bercakap-cakap mengemukakan pendapatnya dalam suatu pertemuan.
· Tetapi suka semaunya sendiri tidak peduli orang lain.
· Suka sewenang-wenang.
· Laku angin, artinya pendiam, tidak suka banyak bicara, berperilaku seperti paóðita, tetapi suka disanjung, sombong, dan pikirannya sering berubah.
· Tunggak sêmi. artinya angkuh, suka akan pertikaian, meskipun sudah disalahkan tetapi masih tetap membantah.
· Tidak kurang rejekinya, walau diambil tetap ada yang masuk lagi.
31.ANGGARA (SELASA) PAHING
Urip/nêptu: 3 + 9 = 12
Lintang Yuyu
Pelindungnya:
· Sanghyang Angkàra, Åûi Garga, Sanghyang Brahmà. Bhagawàn Mêrcukunda.
Wataknya:
· Mempunyai pendirian yang kuat dan tetap (mantap), mempunyai pengharapan (keinginan), dan senang bekerja.
· Rajin bekerja walaupun pekerjaan itu berat, apalagi pekerjaan yang ringan.
· Sebaiknya tidak mengerjakan pekerjaan yang sangat penting (sulit) karena akan menimbulkan kesulitan kalau tidak berhati-hati.
· Rajin, tetapi sering melamun, termenung-menung.
· Mempunyai kemauan yang keras, bersemangat.
· Aras kêmbang: artinya banyak anak, banyak saudara atau teman, dicintai orang banyak.
· Dengan mudah dapat memutus/menyelesaikan suatu perkara/masalah.
· Rajin bekerja dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
· Ûatria wirang: artinya pemarah, kadang-kadang hatinya dingin, pemalu.
· Walaupun berbuat baik tetapi akhirnya jadi buruk juga.
· Kurang pengendalian diri.
· Selalu mendapat wirang (malu campur marah).
32.BUDHA (RABU) PON
Urip/nêptu: 7 + 7 = 14
Lintang Lumbung
Pelindungnya:
· Sanghyang Udaka, Åûi Maitrya, Sanghyang Mahàdewa. Bhagawàn Wrêspati,
Wataknya:
· Bisa menjadi kaya raya apabila pandai menguasahakannya.
· Memiliki pikiran yang bersih, polos, sederhana, susila.
· Senang menabung.
· Teguh pada pendiriannya.
· Rajin bekerja, teguh melaksanakan tugas.
· Punya keinginan menyepi.
· Budinya suci bersih, mengerti akan semua pekerjaan.
· Senang bersenda-gurau, dan senang mencari sahabat.
· Laku bulan: artinya pandai mengerjakan apa saja, hidupnya senang, dicintai orang banyak, halus budi pekertinya, tetapi agak malas.
· Bumi kapêtak: artinya tidak suka bepergian jauh.
33.WRASPATI (KAMIS) WAGE
Urip/nêptu: 8 + 4 = 12
Lintang Kumba
Pelindungnya:
· Sanghyang Guru (Úukra), Åûi Kurusya, Sanghyang Wiûóu. Bhagawàn Panyarikan.
Wataknya:
· Panjang umur, pandai, rajin bekerja. Murah hati, tidak kikir, tidak sayang akan harta bendanya.
· Tidak pilih-pilih.
· Pekerjaan apa saja yang dikerjakannya berhasil baik.
· Senang berbohong dan tidak mau merendah, tidak tahu diri dan kurang setia kawan.
· Senang akan pembangunan dan suka bekerja.
· Dengan mudah dapat memutus/menyelesaikan suatu perkara/masalah.
· Rajin bekerja dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
· Aras kêmbang: artinya banyak anak, banyak saudara atau teman, dicintai orang banyak.
· Tunggak sêmi: artinya angkuh, suka akan pertikaian, meskipun sudah disalahkan tetapi masih tetap membantah.
· Rejekinya tidak sedikit, walaupun sudah banyak diambil/dipakai tetapi masih tetap ada dan masih banyak yang masuk.
34.ÚUKRA (JUMAT) KLIWON
Urip/nêptu: 6 + 8 = 14
Lintang Udang
Pelindungnya:
· Sanghyang Bågu, Åûi Kåtañjala, Sanghyang Úiwa, Sanghyang Widhi Wàúa.
Wataknya:
· Waktu masih kecil sakit-sakitan, tetapi sesudah dewasa jadi rahayu (selamat, sehat).
· Susila, senang bertapa, tetapi sifatnya pemalas.
· Baik/berbakat bercocok tanam, sedangkan pekerjaan yang lain sedikit hasilnya.
· Senang akan pembangunan.
· Halus budi pekertinya, tetapi agak malas.
· Lurus budinya, dalam perasaannya, besar pengaruhnya/wibawanya.
· Panjang pemikirannya.
· Pandai bicara dan mengerti tentang baik dan buruk.
· Laku bulan: artinya pandai mengerjakan apa saja, hidupnya senang, dicintai orang banyak.
· Wiúeûa sàgara: artinya suka dan banyak memberi ampun/maaf.
35.ÚANIÚCARA (SABTU) UMANIS
Urip/nêptu: 9 + 5 = 14
Lintang Bêgoong
Pelindungnya:
· Sanghyang Wasu, Åûi Kursika, Sanghyang Ìúwara, Bhagawàn Tatulak.
Wataknya:
· Didalih/disangka berperilaku jahat, walaupun sebenarnya berperilaku baik/benar.
· Mempunyai pikiran yang baik/bersih, tetapi patut berhati-hati.
· Pandai sehingga dijadikan pengayoman.
· Mempunyai keberanian untuk bercakap-cakap mengemukakan pendapatnya dalam suatu pertemuan.
· Tetapi suka semaunya sendiri tidak peduli orang lain.
· Laku bulan: artinya pandai mengerjakan apa saja, hidupnya senang, dicintai orang-banyak.
· Halus budi pekertinya, tetapi agak malas.
· Bumi kapêtak: artinya tidak suka bepergian jauh, teguh pada pendiriannya, rajin bekerja, teguh melaksanakan tugas, punya keinginan menyepi.
· Budinya suci bersih mengerti akan semua pekerjaan.
Demikian gambaran tentang perjodohan dan hari lahir semoga bermaafaat
· Mempunyai pikiran yang baik/bersih, tetapi patut berhati-hati.
· Pandai sehingga dijadikan pengayoman.
· Senang bersenda gurau, dan senang mencari sahabat.
· Laku toya:, artinya kelak kemudian hari dapat jadi pemimpin.
· Pikirannya teguh dan tindakannya cekatan.
· Mempunyai pemikiran panjang/luas, tetapi kalau tidak dituruti kemauannya bisa menyebabkan pertengkaran.
· Wiúeûa sàgara: artinya suka dan banyak memberi ampun/maaf, lurus budinya, perasaannya dalam, besar pengaruhnya/wibawanya.
· Panjang pemikirannya.
· Pandai bicara dan mengerti tentang baik dan buruk.
8.RADITE (MINGGU) WAGE
Urip/nêptu: 5 + 4 = 9
Lintang Tênggala
Pelindungnya:
· Sanghyang Bhàskara, Åûi Kurusya. Sanghyang Wiûóu. Bhagawàn Panyarikan.
Wataknya:
· Sejak kecil sakit-sakitan, tetapi sesudah dewasa jadi baik/ sehat.
· Senang bertapabrata.
· Senang berdanapunia.
· Tidak suka kalau ada orang yang merendahkannya, menghinanya atau melecehkannya.
· Kalau mengerjakan sesuatu yang penting sering tidak berhasil dengan baik.
· Senang berbohong dan tidak mau merendah, tidak tahu diri dan kurang setia kawan.
· Senang akan pembangunan dan suka bekerja.
· Laku angin: artinya pendiam, tidak suka banyak bicara, berperilaku seperti paóðita, tetapi suka disanjung, sombong, dan pikirannya sering berubah.
· Ûatria Wibhawa: artinya suka berterus terang berhadap-hadapan.
· Memperoleh penghidupan yang menyenangkan serta kedudukan yang luhur.
9.SOMA (SENIN) KLIWON
Urip/nêptu: 4 + 8 = 12
Lintang Padati
Pelindungnya:
· Sanghyang Soma (Candra), Åûi Kåtañjala, Sanghyang Úiwa, Sanghyang Widhi Wàúa.
Wataknya:
· Berhasil menjadi kaya tetapi sering kemalingan.
· Mempunyai bakat bercocok tanam.
· Polos, sederhana dan jujur, setia, disayang orang banyak, tetapi tidak pintar sehingga sering bersedih.
· Senang akan pembangunan.
· Aras kêmbang: artinya banyak punya anak, banyak saudara atau teman, dicintai orang banyak.
· Dengan mudah dapat memutus/menyelesaikan suatu perkara/masalah.
· Rajin bekerja dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
· Ûatria wirang: artinya pemarah, kadang-kadang hatinya dingin, pemalu.
· Walaupun berbuat baik tetapi akhirnya jadi buruk juga.
· Kurang pengendalian diri.
· Selalu mendapat wirang (malu campur marah).
10.ANGGARA (SELASA) UMANIS
Urip/nêptu: 3 + 5 = 8
Lintang Kuda
Pelindungnya:
· Sanghyang Angkàra, Åûi Kursika, Sanghyang Ìúwara. Bhagawàn Tatulak.
Wataknya:
· Kaya tetapi sering sakit, senang memfitnah. Rajin bekerja walaupun pekerjaan itu berat apalagi kalau pekerjaan yang ringan.
· Sebaiknya tidak mengerjakan pekerjaan yang sangat penting (sulit) karena akan menimbulkan kesulitan kalau tidak berhati-hati.
· Mempunyai keberanian untuk bercakap-cakap mengemukakan pendapatnya dalam suatu pertemuan.
· Tetapi suka semaunya sendiri tidak peduli orang lain.
· Suka sewenang-wenang.
· Laku api, artinya sering membuat keonaran, pemarah, suka mengungguli orang lain sehingga sering menimbulkan sakit hati.
· Wiúeûa sàgara: artinya suka dan banyak memberi ampun/maaf.
· Lurus budinya, perasaannya dalam, besar pengaruhnya/wibawanya.
· Panjang pemikirannya.
· Pandai bicara dan mengerti tentang baik dan buruk.
11.BUDHA (RABU) PAHING
Urip/nêptu: 7 + 9 = 16
Lintang Gajahmìna
Pelindungnya:
· Sanghyang Udaka, Åûi Garga, Sanghyang Brahmà, Bhagawàn Mêrcukunda.
Wataknya:
· Mendapat kebahagiaan karena anugerah Sanghyang Widhi Wàúa.
· Memiliki pikiran yang bersih, polos, sederhana, susila dan senang menabung.
· Rajin, tetapi senang melamun, termenung-menung.
· Mempunyai kemauan yang keras, bersemangat.
· Laku toya: artinya kelak kemudian hari dapat jadi pemimpin.
· Pikirannya teguh dan tindakannya cekatan.
· Mempunyai pemikiran panjang/luas, tetapi kalau tidak dituruti kemauannya bisa menyebabkan pertengkaran.
· Wiúeûa sàgara: artinya suka dan banyak memberi ampun/maaf.
· Lurus budinya, perasaannya dalam, besar pengaruhnya/wibawanya.
· Panjang pemikirannya.
· Pandai bicara dan mengerti tentang baik dan buruk.
12.WRASPATI (KAMIS) PON
Urip/nêptu: 8 + 7 = 15
Lintang Bade
Pelindungnya:
· Sanghyang Guru (Úukra), Åûi Maitrya, Sanghyang Mahàdewa, Bhagawàn Wrêspati.
Wataknya:
· Sejak kecil sakit-sakitan hampir-hampir meninggal.
· Murah hati, tidak kikir, tidak sayang akan harta bendanya.
· Tidak pilih-pilih. Pekerjaan apa saja yang dikerjakannya berhasil baik.
· Senang bersendagurau, senang mencari sahabat.
· Laku sùrya: artinya bertata susila, sopan santun, pemalu.
· Banyak keinginannya, cerdas, luas pengetahuannya, berwibawa.
· Ûatria wirang: artinya pemarah, kadang-kadang hatinya dingin.
· Walaupun sudah berbuat baik tetapi akhirnya jadi buruk juga.
· Kurang pengendalian diri.
· Selalu mendapat wirang (malu campur marah).
13.ÚUKRA (JUMAT) WAGE
Urip/nêptu: 6 + 4 = 10
Lintang Magêlut
Pelindungnya:
· Sanghyang Bågu, Åûi Kurusya, Sanghyang Wiûóu, Bhagawàn Panyarikan.
Wataknya:
· Selalu terlilit utang.
· Pada umumnya susila, senang bertapa, tetapi sifatnya pemalas.
· Baik/berbakat bercocok tanam, sedangkan pekerjaan yang lain sedikit hasilnya.
· Senang berbohong, dan tidak mau merendah, tidak tahu diri dan kurang setia kawan.
· Senang akan pembangunan, dan suka bekerja.
· Laku paóðita úakti, artinya berkemampuan tinggi atau úakti, cerdas, pandai, bijaksana, mampu menjadi balian/tabib.
· Ahli sastra (satrawan), tetapi kadang-kadang ia berpikiran sombong.
· Sumur sinaba: artinya suka memberi pertolongan, perilakunya lemah lembut, penyayang dan dermawan, ikhlas beryajña (berkorban) dan berdanapunia.
· Dimanapun ia bertempat tinggal selalu menjadi tempat tujuan orang-orang untuk berguru menimba ilmu pengetahuan dan minta pertolongan
14.ÚANIÚCARA (SABTU) KLIWON
Urip/nêptu: 9 + 6 = 17
Lintang Pagêlangan
Pelindungnya:
· Sanghyang Wasu, Åûi Kåtañjala, Sanghyang Úiwa. Sanghyang Widhi Wàúa.
Wataknya:
· Selalu menanggung kesedihan (susah) sejak mulai kawin (berumah tangga), kemudian hari ditinggalkan oleh anaknya.
· Mempunyai pikiran yang baik/bersih, tetapi patut berhati-hati.
· Pandai sehingga dijadikan pengayoman. Senang akan pembangunan.
· Laku prêtiwi: artinya mempunyai pemikiran sederhana, tidak suka banyak bicara, tetapi suka bersenda gurau bersama anak-anak dan isterinya atau suaminya.
· Tunggak sêmi: artinya sifatnya angkuh, suka akan pertikaian, meskipun sudah disalahkan tetapi masih tetap membantah.
· Tidak kurang rejekinya, walaupun diambil berkali kali tetapi tetap ada datang lagi.
15.RADITE (MINGGU) UMANIS
Urip/nêptu: 5 + 5 = 10
Lintang Kàla Sungsang
Pelindungnya:
· Sanghyang Bhàskara. Åûi Kursika, Sanghyang Ìúwara. Bhagawàn Tatulak.
Wataknya:
· Sedikit bicaranya, tidak mau memperhatikan atau menurut nasehat orang, sering salah menafsirkan perkataan orang (salah menerima perkataan orang), senang tidak mau menurut atau berbeda pendapat dengan gurunya.
· Senang berdanapunia.
· Tidak suka kalau ada orang yang merendahkannya, menghinanya atau melecehkannya.
· Kalau mengerjakan sesuatu yang penting, tidak berhasil dengan baik.
· Mempunyai keberanian untuk bercakap-cakap mengemukakan pendapatnya dalam suatu pertemuan.
· Tetapi suka semaunya sendiri tidak peduli orang lain, suka sewenang-wenang. Laku paóðita úakti, artinya berkemampuan tinggi (úakti), cerdas, pandai, bijaksana, mampu menjadi balian (tabib).
· Ahli sastra (sastrawan), tetapi kadang-kadang ia berpikiran sombong.
· Sumur sinaba: artinya suka memberi pertolongan, perilakunya lemah-lembut, penyayang dan dermawan, ikhlas beryajña (berkorban) dan berdanapunia.
· Dimanapun bertempat tinggal selalu menjadi tempat tujuan orang-orang untuk berguru menimba ilmu pe ngetahuan dan minta pertolongan.
16.SOMA (SENIN) PAHING
Urip/nêptu: 4 + 9 = 13
Lintang Kukus
Pelindungnya:
· Sanghyang Soma (Candra), Åûi Garga, Sanghyang Brahmà, Bhagawàn Mêrcukunda.
Wataknya:
· Mempunyai bakat bercocok tanam. Polos, sederhana dan jujur, setia, disayang orang banyak, tetapi tidak pintar sehingga sering bersedih.
· Rajin, tetapi sering melamun, termenung-menung.
· Mempunyai kemauan yang keras, bersemangat.
· Laku bintang: artinya halus perasaannya, tidak tahan berjaga (tidak tidur) malam.
· Pandai bertutur kata.
· Cocok kalau berdagang.
· Suka memperhatikan segala hal apa saja.
· Wiúeûa sàgara: artinya suka dan banyak memberi ampun/maaf.
· Lurus budinya, perasaannya dalam, besar pengaruhnya/wibawanya.
· Panjang pemikirannya.
· Pandai bicara dan mengerti tentang baik dan buruk.
17.ANGGARA (SELASA) PON
Urip/nêptu: 3 + 7 = 10
Lintang Asu
Pelindungnya:
· Sanghyang Angkàra, Åûi Maitrya, Sanghyang Mahàdewa, Bhagawàn Wrêspati.
Wataknya:
· Jantan (kesatria), pemberani dalam pertempuran, disenangi orang banyak.
· Rajin bekerja walaupun pekerjaan itu berat, apalagi pekerjaan yang ringan. Sebaiknya tidak mengerjakan pekerjaan yang sangat penting (sulit) karena akan menimbulkan kesulitan kalau tidak berhati-hati.
· Senang bersenda gurau, dan senang mencari sahabat.
· Laku paóðita úakti: artinya berkemampuan tinggi (úakti), cerdas, pandai, bijaksana, mampu menjadi balian (tabib).
· Ahli sastra (sastrawan), tetapi kadang-kadang ia berpikiran sombong.
· Ûatria wibhawa: artinya suka berterus terang berhadap-hadapan.
· Memperoleh penghidupan yang menyenangkan dan ke dudukan yang luhur.
18.BUDHA (RABU) WAGE
Urip/nêptu: 7 + 4 = 11
Lintang Kàrtika
Pelindungnya:
· Sanghyang Udaka, Åûi Kurusya, Sanghyang Wiûóu. Bhagawàn Panyarikan.
Wataknya:
· Selamat dan sentausa. Memiliki pikiran yang bersih, polos, sederhana, susila dan senang menabung.
· Tetapi senang berbohong, tidak mau merendah, tidak tahu diri, kurang setia kawan.
· Senang akan pembangunan dan suka bekerja.
· Aras tuding: artinya gagah berani, suka menjual barang-barang miliknya sendiri, tetapi suka akan harta benda orang lain, keinginannya sukar dikendalikan.
· Ûatria wibhawa: artinya suka berterusterang berhadap-hadapan.
· Memperoleh penghidupan yang menyenangkan serta memperoleh kedudukan yang luhur.
19.WRASPATI (KAMIS) KLIWON
Urip/nêptu: 8 + 8 = 16
Lintang Nàga
Pelindungnya:
· Sanghyang Guru (Úukra), Åûi Kåtañjala, Sanghyang Úiwa, Sanghyang Widhi Wàúa.
Wataknya:
· Suka berlagak pintar, besar omong (sombong).
· Tetapi murah hati, tidak kikir, tidak sayang akan harta-bendanya.
· Tidak pilih-pilih.
· Pekerjaan apa saja yang dikerjakannya berhasil baik.
· Senang akan pembangunan. Laku toya, artinya kelak kemudian hari dapat jadi pemimpin.
· Pikirannya teguh dan tindakannya cekatan.
· Mempunyai pemikiran panjang/luas, tetapi kalau tidak dituruti kemauannya bisa menyebabkan pertengkaran.
· Bumi kapêtak: artinya tidak suka bepergian jauh, teguh pada pendiriannya, rajin bekerja, teguh melaksanakan tugas, punya keinginan menyepi.
· Budinya suci bersih, mengerti akan semua pekerjaan.
20.ÚUKRA (JUMAT) UMANIS
Urip/nêptu: 6 + 5 = 11
Lintang Banyak Angêrêm
Pelindungnya:
· Sanghyang Bågu, Åûi Kursika, Sanghyang Ìúwara, Bhagawàn Tatulak.
Wataknya:
· Mendapat banyak harta kekayaan tetapi cepat habis karena boros dan karena ada yang mencurinya.
· Sifatnya susila, senang bertapa, tetapi agak pemalas.
· Baik/berbakat bercocok tanam, sedangkan pekerjaan yang lain sedikit hasilnya.
· Mempunyai keberanian untuk bercakap-cakap mengemukakan pendapatnya dalam suatu pertemuan.
· Tetapi suka semaunya sendiri tidak peduli orang lain.
· Suka sewenang-wenang.
· Aras tuding: artinya gagah berani.
· Suka menjual barang-barang miliknya sendiri, tetapi ia suka akan harta benda orang lain, keinginannya sukar dikendalikan.
· Ûatria wirang: artinya pemarah, kadang-kadang hatinya dingin, pemalu.
· Walaupun berbuat baik tetapi akhirnya jadi buruk juga.
· Kurang pengendalian diri. Selalu mendapat wirang (malu campur marah).
21.ÚANIÚCARA (SABTU) PAHING
Urip/nêptu: 9 + 9 = 18
Lintang Panah
Pelindungnya:
· Sanghyang Wasu, Åûi Garga, Sanghyang Brahmà, Bhagawàn Mêrcukunda.
Wataknya:
· Bersifat prajurit berani dan patuh, disayang dan dihormati oleh pengikutnya (bawahannya).
· Mempunyai pikiran yang baik/bersih, tetapi patut berhati-hati.
· Pandai sehingga dijadikan pengayoman.
· Rajin, tetapi sering melamun, termenung-menung.
· Mempunyai kemauan yang keras, bersemangat.
· Laku agni agung: artinya sering membuat keonaran, pemarah, suka mengungguli orang lain sehingga sering menimbulkan rasa sakit hati.
· Ûatria wibawa: suka berterus terang berhadap-hadapan.
· Memperoleh penghidupan yang menyenangkan dan memperoleh kedudukan yang luhur.
22.RADITE (MINGGU) PON
Urip/nêptu: 5 + 7 = 12
Lintang Patrêm
Pelindungnya:
· Sanghyang Bhàskara, Åûi Maitrya, Sanghyang Mahàdewa, Bhagawàn Wrêspati.
Wataknya:
· Senang berdebat (bertukar pikiran).
· Senang berdana punia.
· Tidak senang kalau ada orang yang merendahkannya, menghinanya atau melecehkannya.
· Kalau mengerjakan sesuatu yang penting tidak berhasil baik.
· Senang bersenda gurau, dan senang mencari sahabat.
· Aras kêmbang, artinya banyak anaknya, banyak saudara atau temannya, dicintai orang banyak.
· Dengan mudah ia dapat memutus atau menyelesaikan suatu perkara/masalah.
· Rajin bekerja dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
· Bumi kapêtak: artinya tidak suka bepergian jauh, teguh pada pendiriannya, rajin bekerja, teguh melaksanakan tugasnya, punya keinginan menyepi.
· Budinya suci bersih, mengerti akan semua pekerjaan.
23.SOMA (SENIN) WAGE
Urip/nêptu: 4 + 4 = 8
Lintang Lêmbu
Pelindungnya:
· Sanghyang Soma (Candra), Åûi Kurusya. Sanghyang Wiûóu. Bhagawàn Panyarikan.
Wataknya:
· Sejak kecil hidupnya sengsara.
· Mempunyai bakat bercocok tanam, polos, sederhana dan jujur, setia, disayang orang banyak, tetapi tidak pintar sehingga sering bersedih.
· Senang berbohong dan tidak suka merendah, tidak tahu diri dan kurang setia kawan.
· Senang akan pembangunan dan suka bekerja. Laku api, artinya sering membuat keonaran, pemarah, suka mengungguli orang lain sehingga sering menimbulkan sakit hati.
· Wiúeûa sàgara: artinya suka dan banyak memberi ampun/maaf.
· Lurus budinya, perasaannya dalam, besar pengaruhnya/wibawanya.
· Panjang pemikirannya.
· Pandai bicara dan mengerti tentang baik dan buruk.
24.ANGGARA (SELASA) KLIWON
Urip/nêptu: 3 + 8 = 11
Lintang Sidamalung
Pelindungnya:
· Sanghyang Angkàra, Åûi Kåtañjala, Sanghyang Úiwa. Sanghyang Widhi Wàúa.
Wataknya:
· Rajin bekerja walaupun pekerjaan itu berat apalagi pekerjaan yang ringan.
· Sebaiknya tidak mengerjakan pekerjaan yang sangat penting (sulit) karena akan menimbulkan kesulitan kalau tidak berhati-hati.
· Senang akan pembangunan.
· Aras tuding, artinya gagah berani, suka menjual barang-barang miliknya sendiri, tetapi ia suka akan harta benda orang lain, keinginannya sukar dikendalikan.
· Sumur sinaba, artinya suka memberi pertolongan, perilakunya lemah-lembut, penyayang dan dermawan, ikhlas beryajña (berkorban) dan berdana punia.
· Dimanapun ia bertempat tinggal selalu menjadi tempat tujuan orang-orang untuk berguru menimba ilmu pengetahuan dan untuk minta pertolongan.
25.BUDHA (RABU) UMANIS
Urip/nêptu: 7 + 5 = 12
Lintang Tangis
Pelindungnya:
· Sanghyang Udaka, Åûi Kursika, Sanghyang Ìúwara, Bhagawàn Tatulak.
Wataknya:
· Hidupnya sengsara karena hak miliknya direbut oleh orang lain.
· Memiliki pemikiran yang bersih, polos, sederhana, susila dan senang menabung.
· Mempunyai keberanian untuk bercakap-cakap mengemukakan pendapatnya dalam suatu pertemuan.
· Tetapi suka suka semaunya sendiri tidak peduli orang lain.
· Suka sewenang-wenang.
· Aras kêmbang: artinya banyak anak, banyak saudara atau teman, dicintai orang banyak.
· Dengan mudah dapat memutus/menyelesaikan suatu perkara/masalah.
· Rajin bekerja dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
· Sumur sinaba: artinya suka memberi pertolongan, perilakunya lemah-lembut, penyayang dan dermawan, ikhlas beryajña (berkorban) dan berdana punia.
· Dimanapun ia bertempat tinggal selalu menjadi tempat tujuan orang-orang untuk berguru menimba ilmu pengetahuan dan untuk minta pertolongan.
26.WRASPATI (KAMIS) PAHING
Urip/nêptu: 8 + 9 = 17
Lintang Salah Ukur
Pelindungnya:
· Sanghyang Guru (Úukra), Åûi Garga. Sanghyang Brahmà. Bhagawan Mêrcukunda.
Wataknya:
· Senang bertengkar (membantah), pemboros, kurang perhatian akan sesuatu hal atau situasi sekelilingnya.
· Murah hati, tidak kikir, tidak sayang akan harta bendanya.
· Tidak pilih-pilih. Pekerjaan apa saja yang dikerjakannya berhasil baik.
· Rajin, tetapi sering melamun, termenung-menung.
· Mempunyai kemauan yang keras, bersemangat.
· Laku prêtiwi: artinya mempunyai pemikiran sederhana, tidak suka banyak bicara, tetapi suka bersenda-gurau bersama anak-anak dan isterinya atau suaminya.
· Lêbu katiup angin, artinya hatinya sering goncang terombang-ambing.
· Buruk keadaannya, kekurangan, lama hidup sengsara (menderita).
· Kurang sandang pangan.
· Setiap keinginannya tidak mudah tercapai.
· Suka mengembara.
27.ÚUKRA (JUMAT) PON
Urip/nêptu: 6 + 7 = 13
Lintang Pêrahu Pêgat
Pelindungnya:
· Sanghyang; Bågu, Åûi Maitrya. Sanghyang Mahàdewa, Bhagawàn Wrêspati.
Wataknya:
· Salah satu suami atau istri yang meninggal.
· Boros kalau berbelanja sehingga menyebabkan sedih.
· Susila, senang bertapa, tetapi sifatnya pemalas.
· Baik/berbakat bercocok tanam, sedangkan pekerjaan yang lain sedikit hasilnya.
· Senang bersenda-gurau, dan senang mencari sahabat.
· Laku bintang, artinya halus perasaannya, tidak tahan berjaga atau tidak tidur di malam hari.
· Pandai bertutur kata.
· Cocok kalau berdagang.
· Suka memperhatikan segala hal apa saja.
· Lêbu katiup angin: artinya hatinya sering goncang terombang-ambing.
· Buruk keadaannya, kekurangan, lama hidup sengsara (menderita).
· Kurang sandang-pangan.
· Setiap keinginannya tidak mudah tercapai. Suka mengembara.
28.ÚANIÚCARA (SABTU) WAGE
Urip/nêptu: 9 + 4 = 13
Lintang Puwuh Atarung
Pelindungnya:
· Sanghyang Wasu, Åûi Kurusya, Sanghyang Wiûóu, Bhagawàn Panyarikan.
Wataknya:
· Senang membuat keributan (pertengkaran), senang membantah / menolak hal yang benar.
· Kaya tetapi kikir sehingga menyebabkan berdosa.
· Mempunyai pikiran yang baik/bersih, tetapi patut berhati-hati.
· Pandai sehingga dijadikan pengayoman.
· Senang berbohong, dan tidak mau merendah, tidak tahu diri, dan kurang setia kawan.
· Senang akan pembangunan dan suka bekerja.
· Laku bintang: artinya halus perasaannya, tidak tahan berjaga (tidak tidur) di malam hari.
· Pandai bertutur kata.
· Cocok kalau berdagang.
· Suka memperhatikan segala hal apa saja.
· Ûatria wirang: arti nya pemarah, kadang-kadang hatinya dingin, pemalu.
· Walaupun berbuat baik tetapi akhirnya jadi buruk juga.
· Kurang pengendalian diri.
· Selalu mendapat wirang (malu campur marah).
29.RADITE (MINGGU) KLIWON
Urip/nêptu: 5 + 8 = 13
Lintang Lawean
Pelindungnya:
· Sanghyang Bhàskara. Åûi Kåtañjala. Sanghyang Úiwa. Sanghyang Widhi Wàúa.
Wataknya:
· Senang membantah/menyangkal petuah, suka berjudi, senang bertingkah tidak baik.
· Senang berdana punia.
· Tidak suka kalau ada orang yang merendahkannya, menghinanya atau melecehkannya.
· Kalau mengerjakan sesuatu yang penting, tidak berhasil dengan baik.
· Senang akan pembangunan.
· Laku bintang, artinya halus perasaannya, tidak tahan berjaga (tidak tidur) di malam hari.
· Pandai bertutur kata.
· Cocok kalau berdagang.
· Suka memperhatikan segala hal apa saja. Lêbu katiup angin, artinya hatinya sering goncang terombang-ambing.
· Buruk keadaannya, kekurangan, lama hidup sengsara (menderita).
· Kurang sandang-pangan.
· Setiap keinginannya tidak mudah tercapai.
· Suka mengembara.
30.SOMA (SENIN) UMANIS
Urip/nêptu: 4 + 5 = 9
Lintang Kêlapa
Pelindungnya:
· Sanghyang Soma (Candra), Åûi Kursika, Sanghyang Ìúwara, Bhagawàn Tatulak.
Wataknya:
· Bisa menjadi kaya karena berjualan tuak, kelapa.
· Bisa menemukan keselamatan.
· Mempunyai bakat bercocok tanam.
· Polos, sederhana dan jujur, setia, disayang orang banyak, tetapi tidak pintar sehingga sering bersedih.
· Mempunyai keberanian untuk bercakap-cakap mengemukakan pendapatnya dalam suatu pertemuan.
· Tetapi suka semaunya sendiri tidak peduli orang lain.
· Suka sewenang-wenang.
· Laku angin, artinya pendiam, tidak suka banyak bicara, berperilaku seperti paóðita, tetapi suka disanjung, sombong, dan pikirannya sering berubah.
· Tunggak sêmi. artinya angkuh, suka akan pertikaian, meskipun sudah disalahkan tetapi masih tetap membantah.
· Tidak kurang rejekinya, walau diambil tetap ada yang masuk lagi.
31.ANGGARA (SELASA) PAHING
Urip/nêptu: 3 + 9 = 12
Lintang Yuyu
Pelindungnya:
· Sanghyang Angkàra, Åûi Garga, Sanghyang Brahmà. Bhagawàn Mêrcukunda.
Wataknya:
· Mempunyai pendirian yang kuat dan tetap (mantap), mempunyai pengharapan (keinginan), dan senang bekerja.
· Rajin bekerja walaupun pekerjaan itu berat, apalagi pekerjaan yang ringan.
· Sebaiknya tidak mengerjakan pekerjaan yang sangat penting (sulit) karena akan menimbulkan kesulitan kalau tidak berhati-hati.
· Rajin, tetapi sering melamun, termenung-menung.
· Mempunyai kemauan yang keras, bersemangat.
· Aras kêmbang: artinya banyak anak, banyak saudara atau teman, dicintai orang banyak.
· Dengan mudah dapat memutus/menyelesaikan suatu perkara/masalah.
· Rajin bekerja dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
· Ûatria wirang: artinya pemarah, kadang-kadang hatinya dingin, pemalu.
· Walaupun berbuat baik tetapi akhirnya jadi buruk juga.
· Kurang pengendalian diri.
· Selalu mendapat wirang (malu campur marah).
32.BUDHA (RABU) PON
Urip/nêptu: 7 + 7 = 14
Lintang Lumbung
Pelindungnya:
· Sanghyang Udaka, Åûi Maitrya, Sanghyang Mahàdewa. Bhagawàn Wrêspati,
Wataknya:
· Bisa menjadi kaya raya apabila pandai menguasahakannya.
· Memiliki pikiran yang bersih, polos, sederhana, susila.
· Senang menabung.
· Teguh pada pendiriannya.
· Rajin bekerja, teguh melaksanakan tugas.
· Punya keinginan menyepi.
· Budinya suci bersih, mengerti akan semua pekerjaan.
· Senang bersenda-gurau, dan senang mencari sahabat.
· Laku bulan: artinya pandai mengerjakan apa saja, hidupnya senang, dicintai orang banyak, halus budi pekertinya, tetapi agak malas.
· Bumi kapêtak: artinya tidak suka bepergian jauh.
33.WRASPATI (KAMIS) WAGE
Urip/nêptu: 8 + 4 = 12
Lintang Kumba
Pelindungnya:
· Sanghyang Guru (Úukra), Åûi Kurusya, Sanghyang Wiûóu. Bhagawàn Panyarikan.
Wataknya:
· Panjang umur, pandai, rajin bekerja. Murah hati, tidak kikir, tidak sayang akan harta bendanya.
· Tidak pilih-pilih.
· Pekerjaan apa saja yang dikerjakannya berhasil baik.
· Senang berbohong dan tidak mau merendah, tidak tahu diri dan kurang setia kawan.
· Senang akan pembangunan dan suka bekerja.
· Dengan mudah dapat memutus/menyelesaikan suatu perkara/masalah.
· Rajin bekerja dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
· Aras kêmbang: artinya banyak anak, banyak saudara atau teman, dicintai orang banyak.
· Tunggak sêmi: artinya angkuh, suka akan pertikaian, meskipun sudah disalahkan tetapi masih tetap membantah.
· Rejekinya tidak sedikit, walaupun sudah banyak diambil/dipakai tetapi masih tetap ada dan masih banyak yang masuk.
34.ÚUKRA (JUMAT) KLIWON
Urip/nêptu: 6 + 8 = 14
Lintang Udang
Pelindungnya:
· Sanghyang Bågu, Åûi Kåtañjala, Sanghyang Úiwa, Sanghyang Widhi Wàúa.
Wataknya:
· Waktu masih kecil sakit-sakitan, tetapi sesudah dewasa jadi rahayu (selamat, sehat).
· Susila, senang bertapa, tetapi sifatnya pemalas.
· Baik/berbakat bercocok tanam, sedangkan pekerjaan yang lain sedikit hasilnya.
· Senang akan pembangunan.
· Halus budi pekertinya, tetapi agak malas.
· Lurus budinya, dalam perasaannya, besar pengaruhnya/wibawanya.
· Panjang pemikirannya.
· Pandai bicara dan mengerti tentang baik dan buruk.
· Laku bulan: artinya pandai mengerjakan apa saja, hidupnya senang, dicintai orang banyak.
· Wiúeûa sàgara: artinya suka dan banyak memberi ampun/maaf.
35.ÚANIÚCARA (SABTU) UMANIS
Urip/nêptu: 9 + 5 = 14
Lintang Bêgoong
Pelindungnya:
· Sanghyang Wasu, Åûi Kursika, Sanghyang Ìúwara, Bhagawàn Tatulak.
Wataknya:
· Didalih/disangka berperilaku jahat, walaupun sebenarnya berperilaku baik/benar.
· Mempunyai pikiran yang baik/bersih, tetapi patut berhati-hati.
· Pandai sehingga dijadikan pengayoman.
· Mempunyai keberanian untuk bercakap-cakap mengemukakan pendapatnya dalam suatu pertemuan.
· Tetapi suka semaunya sendiri tidak peduli orang lain.
· Laku bulan: artinya pandai mengerjakan apa saja, hidupnya senang, dicintai orang-banyak.
· Halus budi pekertinya, tetapi agak malas.
· Bumi kapêtak: artinya tidak suka bepergian jauh, teguh pada pendiriannya, rajin bekerja, teguh melaksanakan tugas, punya keinginan menyepi.
· Budinya suci bersih mengerti akan semua pekerjaan.
1. Perjodohan Berdasarkan Sapta Wara
Caranya, cari terlebih dahulu hari atau dina kelahiran lanang (laki-laki) dan wadon(perempuan), dan sesuaikan hasilnya dengan data di bawah ini :
Minggu - Minggu berakibat sering sakit-sakitan
Senin-Senin berakibat buruk
Selasa-Selasa berakibat buruk
Rabu-Rabu berakibat buruk
Kamis-Kamis berakibat yuana (awet), senang
Jumat-Jumat berakibat melarat
Sabtu-Sabtu berakibat yuana, senang
Minggu-Senin berakibat banyak penyakit
Minggu - Selasa berakibat melarat
Minggu- Rabu berakibat yuana, senang
Minggu-Kamis berakibat konflik
Minggu-Jumat berakibat yuana, senang
Minggu-Sabtu berakibat melarat
Jumat-Sabtu berakibat celaka
Senen-Selasa berakibat yuana (rupawan), senang
Senen-Rabu berakibat beranak wadon (perempuan)
Senen Kamis berakibat disukai orang
Senen-Jumat berakibat yuana, senang
Senen-Sabtu berakibat rezekian
Selasa-Rabu berakibat kaya
Selasa-Kamis berakibat kaya
Selasa-Jumat berakibat pisah/cerai
Selasa-Sabtu berakibat sering konflik
Rabu-Kamis berakibat yuana, senang
Rabu-Jumat berakibat yuana, senang
Rabu-Sabtu berakibat baik
Kamis-Jumat berakibat yuana, senang
Kamis-Sabtu berakibat pisah/cerai
2. Jodoh berdasar Gabungan Neptu Panca Wara dan Sapta Wara
Perhitungan dengan cara gabungan atau jumlah neptu (urip) Panca Wara dan Sapta Wara laki dan perempuan, kemudian dibagi 5. Dan sisa menujukan pengaruh yang ditimbulkan dari perjodohan.
Sisa 1 : SRI, berarti rumah tangga beroleh rezeki
Sisa 2 : DANA, berarti rumah tangga keadaan keuangan baik
Sisa 3 :LARA berarti anggota rumah tangga dalam kesusahan atau kesakitan
Sisa 4 : PATI berarti kesengsaran, mungkin bisa menemui kematian atau kehilangan rezeki
Habis dibagi : LUNGGUH, berarti akan mendapatkan kedudukan.
3. Berdasarkan Jumlah Seluruh Neptu Dibagi Empat
Jumlah neptu Pancawara dan Sapta Wara Lanang di jumlah dengan Panca Wara dan Sapta Wara Wadon, kemudian dibagi 4, dan sisa menunjukan pengaruh yang ditimbulkan dari perjodohan sebagai berikut :
Sisa 1 disebut GENTO berarti jarang anak
Sisa 2 disebut PATI berarti banyak anak
Sisa 3 disebut SUGIH berarti banyak rezeki
Habis di bagi disebut PUNGGEL berarti kehilangan rezeki, cerai atau mati
3.Jodoh berdasarkan Tri Premana
Petemon (pertemuan) laki-perempuan yang bernama Tri Premana ini didasarkan atas perhitungan jumlah neptu Panca Wara ditambah Sad Wara ditambah Sapta Wara dari weton (kelahiran) di pihak laki dan perempuan lalu di bagi 16 (enam belas) dan sisa dari pembagian memiliki makna sebagai berikut :
Sisa 1 bermakna diliputi kebimbangan, dalam keadaan suka dan duka, baik buruk, sehingga dituntut ketabahan.
Sisa 2 bermakna durlaba, rezeki seret, tapi suka melancong
Sisa 3 bermakna sering mendapat malu dan kecewa
Sisa 4 bermakna susah mendapatkan sentana (keturunan)
Sisa 5 bermakna merana, sering sakit
Sisa 6 bermakna merana sering sakit
Sisa 7 bermakna mengalami suka duka, baik buruk dalam perjalanan hidupnya menuju bahagia.
Sisa 8 bermakna sukar untuk memenuhi hajat hidupnya sehari-hari, bahkan sampai kekurangan (terak).
Sisa 9 bermakna kurang hati-hati, kesakitan tak henti-hentinya mewarnai hidupnya, sampai menimbulkan kekecewaan dan penyesalan hidup.
Sisa 10 bermakna mendapatkan wibawa serta disegani bagaikan raja/ratu yang berkuasa, sehingga dapat mengayomi keluarga.
Sisa 11 bermakna mendapat sukses dalam perjalanan hidup, tercapai citacitanya penuh kepuasan (sidha serta sabita).
Sisa 12 bermakna sedana nulus, rezeki lancar/gampang.
Sisa 13 bermakna dirgayusa, panjang umur, rezekinya berkepanjangan.
Sisa 14 bermakna mendapatkan kebahagiaan/kesenangan selalu.
Sisa 15 bermakna sering mengalami kesusahan, keadaan buruk serta banyak problem.
Sisa 16 bermakna memperoleh kebahagiaan dan kesenangan
Berikut ini akan diuraikan beberapa dewasa ayu untuk upacara Manusa Yajña (pewiwahan)
Mertha Yoga : Upacara untuk Manusa Yajña. Yang termasuk ke dalam Merta Yoga yaitu; Soma Keliwon Landep, Soma Umanis Taulu, Soma Wage Medangsia, Soma Umanis Medangkungan, Soma Paing Menail, Soma Pon Ugu, Soma Wage Dukut.
2. Baik Buruknya Sapta Wara untuk upacara Pewiwahan
Minggu : Buruk, sering terjadi pertengkaran, dapat berakibat pertengkaran
Senin : Baik mendapat keselamatan dan kesenangan
Selasa : Buruk, suka berbantah, masing-masing tidak mau mengalah
Kamis : Baik hidup rukun, senang dan disenangi orang
Jumat : Baik, tentram sentosa, tak kurang sandang pangan
Sabtu : Sangat buruk, senantiasa dalam kesusahan
3. Baik Buruknya Penanggal /Tanggal untuk upacara Perkawinan
Tanggal 1 Dirgahayu, sejahtera
Tanggal 2 Sidha cita, Sidha karya, disayang keluarga
Tanggal 3 Memperoleh banyak anak, sentana
Tanggal 4 Suami sering sakit
Tanggal 5 Dirgahayu, dirgayusa, selamat, sejahtera dan panjang umur
Tanggal 6 Menemui kesusahan
Tanggal 7 Suka, rahayu, hidup bahagia
Tanggal 8 Sering sakit hampir meninggal
Tanggal 9 Senantiasa sengsara
Tanggal 11 Kurang ulet berkarya, penghasilan kurang
Tanggal 12 Mendapat kesusahan
Tanggal 13 labha bhukti, mendapat keberuntungan, terutama menyangkut pangan kinum
Tanggal 14 Sering berbantah, kemungkinan bisa sampai cerai
Tanggal 15 Sangat buruk, bisa menemui kesengsaraan
4. Baik Buruknya Sasih hubungannya dengan upacara wiwaha (upacara pernikahan)
Kasa, (Srawana - Juli) : buruk anak-anaknya menderita
Karo, (Bhadrawada - Agustus) : buruk sangat miskin
Ketiga, (Asuji - September) : Sedang banyak anak-anak
Kapat, ( Kartika - Oktober) : baik, kaya dicintai orang
Kelima, (Marggasira - Nopember) : baik, tidak kurang makan dan minum
Keenem (Posya - Desember) : buruk, janda
Kepitu (Magha - Januari) : baik, mendapat keselamatan, panjang umur
Kawolu (Palguna - Pebruhari) : buruk kurang makan dan minum
Kesanga (Citra- Maret) : buruk sekali, selalu sengsara sakit-sakitan
Kedasa (Waisaka - April) : baik sekali, kaya raya selalu gembira
Desta (Jyesta - Mei) : buruk, duka, sering bertengkar marah
Sada (Asadha - Juni) : buruk, sakit-sakitan.
Demikian gambaran tentang perjodohan dan hari lahir semoga bermaafaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar