Cara Pengendalian Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Pepaya
Lengkap
Serangan hama dan penyakit merupakan faktor yang dapat
mengakibatkan merosotnya kualitas dan kuantitas produksi. Akibat yang lebih
serius adalah kerusakan hasil panen sehingga harga jual menurun. Serangan hama
dan penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian tanaman. Oleh karena itu,
pengendalian hama dan penyakit mutlak diperlukan. Kali ini kita akan membahas
tentang Hama Dan Penyakit yang Menyerang Tanaman Pepaya dan Cara
Pengendaliannya.
A. Hama
Hama yang sering menyerang tanaman pepaya antara lain tungau
merah dan kutu daun. Karakteristik kedua hama tersebut adalah sebagai berikut.
1.Tungau Merah (Tetranychus bimaculatus Harv.)
Tungau merah (Tetranycus bimaculatus Harv.) termasuk jenis
tungau yang paling menonjol serangannya di antara tujuh jenis hama tungau yang
menyerang tanaman pepaya. Tungau menyerang tanaman pepaya dengan cara mengisap
cairan sel dalam jaringan daun, batang, dan buah, dengan menggunakan mulutnya
yang berbentuk jarum.
Tungau merah biasanya menyerang daun bagian bawah. Serangan
biasanya terjadi pada musim kemarau, ditandai dengan timbulnya benang-benang
halus di antara urat-urat daun sepanjang urat daun, daun menjadi berwarna hijau
kekuning-kuningan, dan pada permukaan atas daun terdapat bintik- bintik dengan
warna kulit sawo manila. Pada musim penghujan, serangan akan berkurang atau
hilang dengan sendirinya.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara menghembus
permukaan daun pepaya yang terserang dengan menggunakan tepung belerang, atau
melakukan penyemprotan dengan akarisida (misalnya Kelthane 200 EC atau Morestan
dengan dosis 0,1% – 0,2%).
2. Kutu Daun (Myzuz persicae)
Kutu daun (Myzuzpersicae) merupakan jenis kutu yang paling
menonjol serangannya di antara beberapa jenis kutu yang dapat menyerang dan
merusak tanaman pepaya. Jenis kutu ini hidup bersimbiosis dengan semut, melalui
hasil sekresi. Hama kutu hidup di bawah daun pepaya dan menyerang tanaman dengan
cara mengisap cairan sel tanaman, terutama sel jaringan daun.
Gejala serangan kutu daun ditandai dengan timbulnya
bercak-bercak pada daun dan daun menjadi keriput. Selain berperan sebagai hama,
kutu daun juga dapat berperan sebagai perantara penyakit virus mosaik pepaya.
Pengendalian hama kutu daun dapat dilakukan dengan cara
penyemprotan dengan menggunakan insektisida Tamaron dengan dosis 0,1% – 0,2%,
atau Hostation 40 EC dengan dosis 0,1 % – 0,2%, atau Orthane 75 SP dengan dosis
0,1%.
B. Penyakit
Penyakit-penyakit yang biasa menyerang tanaman pepaya antara
lain Phytophthoraparasitica, Bacteriumpapayae, nekrosis bakteri, rebah semai
atau damping-off, busuk buah antraknosa, mosaik pepaya, busuk rhizopus, dan
penyakit yang disebabkan oleh nematoda. Karakteristik dari penyakit- penyakit
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Phytophthora parasitica
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan yang dapat menyerang
batang, buah, dan leher akar tanaman pepaya. Batang yang terserang akan menjadi
seperti tersiram oleh air panas. Gejala tersebut menjalar keseluruh bagian
batang tanaman pepaya, bagian pucuk tanaman menjadi layu, daun-daun berguguran,
dan akibat lebih lanjut pucuk tanaman mati dan akhirnya tanaman tumbang
(roboh).
Buah pepaya yang terserang penyakit ini menunjukkan gejala
bintik-bintik yang berwarna putih. Selanjutnya buah menjadi kisut yang makin
lama makin mengeras, warna buah akan menjadi hitam, dan akhirnya gugur.
Leher akar tanaman pepaya yang terserang penyakit ini
menjadi seperti tersiram air panas, daun menjadi layu dan menguning, dan pohon
pepaya menjadi mudah tumbang (roboh).
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara
penyemprotan dengan menggunakan fungisida Dithane dengan dosis 0,2%.
2. Bacterium papayae
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dan sampai saat ini
belum dapat diberantas. Serangan Bacterium papayae menyebabkan daun pepaya
menjadi terkulai dan gugur, meskipun di bagian lain terdapat daun-daun yang
sehat. Selanjutnya, pucuk tanaman pepaya akan membusuk. Pembusukan akan
menjalar ke bawah sehingga seluruh tanaman pepaya menjadi busuk.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara
membongkar tanaman yang sakit, kemudian dibakar atau dikubur di dalam tanah di
lokasi yang jauh dari areal penanaman pepaya.
3. Nekrosis Bakteri (Bacillus papayae Rant.)
Penyakit nekrosis bakteri ditemukan pertama kali di Pulau
Jawa dan Kepulauan Maluku, pada tahun 1931. Serangan penyakit ini mengakibatkan
daun-daun muda menguning dan akhirnya membusuk. Bila serangan berlanjut,
seluruh tanaman akan menjadi rusak. Pengendalian penyakit nekrosis bakteri
dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan dan membakar daun- daun yang
terserang.
4. Penyakit Rebah Semai atau Damping-off
Penyakit rebah semai (damping-off) disebabkan oleh
cendawan-cendawan Phytium aphanidermatum, Phytium ultimun, Phytophthora
palmivora, atau Rhizoctonia sp. yang hidup di dalam tanah. Serangan
penyakit ini biasanya timbul bila keadaan pesemaian terlalu lembab, namun suhu
udara tinggi (30°C). Serangan yang terjadi biasanya sangat cepat, mengakibatkan
leher akar berair serta merusak dan mematikan jaringan-jaringan akar sehingga
tanaman pesemaian mati. Tanaman dewasa biasanya tahan terhadap serangan
penyakit ini.
Pengendalian penyakit rebah semai dapat dilakukan dengan
cara menjaga agar kelembapan tanah (media) persemaian tidak terlalu tinggi,
memperbaiki sistem drainase tanah, dan jika diperlukan melakukan sterilisasi
media persemaian dengan menggunakan larutan formalin 4% atau gas Fumigan
Basamid G 40 g – 60 g /m2 luas persemaian.
5. Busuk Buah Antraknosa
Penyakit busuk buah antraknosa disebabkan oleh
cendawan Colletotrichum gloeosporioides atau C. papayae.
Cendawan ini menyerang buah yang masih mentah dan buah yang menjelang masak.
Pada buah yang masih mentah, serangan penyakit ini menyebabkan adanya getah
yang keluar dari buah dan mengental.
Pada buah pepaya yang menjelang masak, serangan penyakit ini
menyebabkan buah menjadi bebercak-bercak cokelat kemerah-merahan dan
kebasah-basahan, berbentuk bulat kecil-kecil. Jika buah pepaya semakin masak,
bulatan-bulatan ini semakin besar, semakin cekung, berbau busuk, serta masuk ke
dalam buah.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara
menjaga kebersihan buah, menjaga supaya buah pepaya yang telah dipanen tidak
terluka, atau melapisi buah dengan lilin. Sebelum dilapisi lilin, buah
dicelupkan ke dalam larutan Benamyl 500 ppm terlebih dulu. Pengendalian secara
kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan menggunakan Daconil atau Dithane
M-45 dengan dosis 0,1% – 0,2%.
6. Mosaik Pepaya
Penyakit mosaik pepaya disebabkan oleh virus mosaik pepaya
atau Papaya Mosaic Virus (PMV). Penyakit ini tidak dapat diberantas; ditularkan
oleh sejenis kutu Myzuz persicae.
Serangan penyakit ini menyebabkan daun tanaman menjadi kasar
dan sisi daun bergaris-garis tidak teratur (mosaik). Lambat laun, pertumbuhan
daun terhambat, ukuran daun mengecil, dan menumpuk di bagian atas. Serangan
yang cukup berat dapat mengakibatkan daun menjadi gugur. Serangan penyakit ini
pada buah menyebabkan timbulnya lingkaran-lingkaran berwarna hijau gelap.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan
bibit pepaya yang bebas virus dan membongkar serta memusnahkan tanaman yang
terserang.
7. Busuk Rhizopus
Penyakit busuk rhizopus disebabkan oleh
cendawan Rhizopus stolonifer Lind. Penyakit ini menyerang buah pepaya yang
telah dipanen. Pada buah yang terserang, tampak adanya bercak-bercak
kebasah-basahan yang diliputi oleh miselium-miselium dan sporangium cendawan
yang berwarna putih atau cokelat kehitam-hitaman. Serangan yang berat menyebabkan
buah membusuk, berbau kurang sedap, berair, dan daging buah lembek.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara
melakukan sanitasi (kebersihan) kebun, sortasi buah sesudah panen, dan
pelapisan buah dengan menggunakan lilin yang tipis.
8. Penyakit oleh Nematoda
Penyakit ini disebabkan oleh Meloidogyne incognita
acrita. Nematoda menyerang akar tanaman pepaya, menimbulkan benjol-benjol pada
akar sehingga sistem perakaran tanaman terganggu. Akibatnya, pertumbuhan
ta-naman terganggu dan bahkan dapat terhenti. Gejala yang dapat terlihat ada-
lah daun-daun tanaman menguning dan cepat gugur, serta tanaman tumbuh kerdil.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan
nematisida Vapam dengan dosis sesuai anjuran. Di Hawai, dosis yang digunakan
adalah 200 kg Vapam untuk setiap hektar lahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar