Sabtu, 30 Maret 2013

HAMA dan PENYAKIT PEPAYA

Cara Pengendalian Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Pepaya Lengkap

Serangan hama dan penyakit merupakan faktor yang dapat mengakibatkan merosotnya kualitas dan kuantitas produksi. Akibat yang lebih serius adalah kerusakan hasil panen sehingga harga jual menurun. Serangan hama dan penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian tanaman. Oleh karena itu, pengendalian hama dan penyakit mutlak diperlukan. Kali ini kita akan membahas tentang Hama Dan Penyakit yang Menyerang Tanaman Pepaya dan Cara Pengendaliannya.
A. Hama
Hama yang sering menyerang tanaman pepaya antara lain tungau merah dan kutu daun. Karakteristik kedua hama tersebut adalah sebagai berikut.
1.Tungau Merah (Tetranychus bimaculatus Harv.)
Tungau merah (Tetranycus bimaculatus Harv.) termasuk jenis tungau yang paling menonjol serangannya di antara tujuh jenis hama tungau yang menyerang tanaman pepaya. Tungau menyerang tanaman pepaya dengan cara mengisap cairan sel dalam jaringan daun, batang, dan buah, dengan menggunakan mulutnya yang berbentuk jarum.
Tungau merah biasanya menyerang daun bagian bawah. Serangan biasanya terjadi pada musim kemarau, ditandai dengan timbulnya benang-benang halus di antara urat-urat daun sepanjang urat daun, daun menjadi berwarna hijau kekuning-kuningan, dan pada permukaan atas daun terdapat bintik- bintik dengan warna kulit sawo manila. Pada musim penghujan, serangan akan berkurang atau hilang dengan sendirinya.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara menghembus permukaan daun pepaya yang terserang dengan menggunakan tepung belerang, atau melakukan penyemprotan dengan akarisida (misalnya Kelthane 200 EC atau Morestan dengan dosis 0,1% – 0,2%).
2. Kutu Daun (Myzuz persicae)
Kutu daun (Myzuzpersicae) merupakan jenis kutu yang paling menonjol serangannya di antara beberapa jenis kutu yang dapat menyerang dan merusak tanaman pepaya. Jenis kutu ini hidup bersimbiosis dengan semut, melalui hasil sekresi. Hama kutu hidup di bawah daun pepaya dan menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman, terutama sel jaringan daun.
Gejala serangan kutu daun ditandai dengan timbulnya bercak-bercak pada daun dan daun menjadi keriput. Selain berperan sebagai hama, kutu daun juga dapat berperan sebagai perantara penyakit virus mosaik pepaya.
Pengendalian hama kutu daun dapat dilakukan dengan cara penyemprotan dengan menggunakan insektisida Tamaron dengan dosis 0,1% – 0,2%, atau Hostation 40 EC dengan dosis 0,1 % – 0,2%, atau Orthane 75 SP dengan dosis 0,1%.
B. Penyakit
Penyakit-penyakit yang biasa menyerang tanaman pepaya antara lain Phytophthoraparasitica, Bacteriumpapayae, nekrosis bakteri, rebah semai atau damping-off, busuk buah antraknosa, mosaik pepaya, busuk rhizopus, dan penyakit yang disebabkan oleh nematoda. Karakteristik dari penyakit- penyakit tersebut adalah sebagai berikut.
1. Phytophthora parasitica
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan yang dapat menyerang batang, buah, dan leher akar tanaman pepaya. Batang yang terserang akan menjadi seperti tersiram oleh air panas. Gejala tersebut menjalar keseluruh bagian batang tanaman pepaya, bagian pucuk tanaman menjadi layu, daun-daun berguguran, dan akibat lebih lanjut pucuk tanaman mati dan akhirnya tanaman tumbang (roboh).
Buah pepaya yang terserang penyakit ini menunjukkan gejala bintik-bintik yang berwarna putih. Selanjutnya buah menjadi kisut yang makin lama makin mengeras, warna buah akan menjadi hitam, dan akhirnya gugur.
Leher akar tanaman pepaya yang terserang penyakit ini menjadi seperti tersiram air panas, daun menjadi layu dan menguning, dan pohon pepaya menjadi mudah tumbang (roboh).
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara penyemprotan dengan menggunakan fungisida Dithane dengan dosis 0,2%.
2. Bacterium papayae
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dan sampai saat ini belum dapat diberantas. Serangan Bacterium papayae menyebabkan daun pepaya menjadi terkulai dan gugur, meskipun di bagian lain terdapat daun-daun yang sehat. Selanjutnya, pucuk tanaman pepaya akan membusuk. Pembusukan akan menjalar ke bawah sehingga seluruh tanaman pepaya menjadi busuk.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara membongkar tanaman yang sakit, kemudian dibakar atau dikubur di dalam tanah di lokasi yang jauh dari areal penanaman pepaya.
3. Nekrosis Bakteri (Bacillus papayae Rant.)
Penyakit nekrosis bakteri ditemukan pertama kali di Pulau Jawa dan Kepulauan Maluku, pada tahun 1931. Serangan penyakit ini mengakibatkan daun-daun muda menguning dan akhirnya membusuk. Bila serangan berlanjut, seluruh tanaman akan menjadi rusak. Pengendalian penyakit nekrosis bakteri dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan dan membakar daun- daun yang terserang.
4. Penyakit Rebah Semai atau Damping-off
Penyakit rebah semai (damping-off) disebabkan oleh cendawan-cendawan Phytium aphanidermatum, Phytium ultimun, Phytophthora palmivora, atau Rhizoctonia sp. yang hidup di dalam tanah. Serangan penyakit ini biasanya timbul bila keadaan pesemaian terlalu lembab, namun suhu udara tinggi (30°C). Serangan yang terjadi biasanya sangat cepat, mengakibatkan leher akar berair serta merusak dan mematikan jaringan-jaringan akar sehingga tanaman pesemaian mati. Tanaman dewasa biasanya tahan terhadap serangan penyakit ini.
Pengendalian penyakit rebah semai dapat dilakukan dengan cara menjaga agar kelembapan tanah (media) persemaian tidak terlalu tinggi, memperbaiki sistem drainase tanah, dan jika diperlukan melakukan sterilisasi media persemaian dengan menggunakan larutan formalin 4% atau gas Fumigan Basamid G 40 g – 60 g /m2 luas persemaian.
5. Busuk Buah Antraknosa
Penyakit busuk buah antraknosa disebabkan oleh cendawan Colletotrichum gloeosporioides atau C. papayae. Cendawan ini menyerang buah yang masih mentah dan buah yang menjelang masak. Pada buah yang masih mentah, serangan penyakit ini menyebabkan adanya getah yang keluar dari buah dan mengental.
Pada buah pepaya yang menjelang masak, serangan penyakit ini menyebabkan buah menjadi bebercak-bercak cokelat kemerah-merahan dan kebasah-basahan, berbentuk bulat kecil-kecil. Jika buah pepaya semakin masak, bulatan-bulatan ini semakin besar, semakin cekung, berbau busuk, serta masuk ke dalam buah.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan buah, menjaga supaya buah pepaya yang telah dipanen tidak terluka, atau melapisi buah dengan lilin. Sebelum dilapisi lilin, buah dicelupkan ke dalam larutan Benamyl 500 ppm terlebih dulu. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan menggunakan Daconil atau Dithane M-45 dengan dosis 0,1% – 0,2%.
6. Mosaik Pepaya
Penyakit mosaik pepaya disebabkan oleh virus mosaik pepaya atau Papaya Mosaic Virus (PMV). Penyakit ini tidak dapat diberantas; ditularkan oleh sejenis kutu Myzuz persicae.
Serangan penyakit ini menyebabkan daun tanaman menjadi kasar dan sisi daun bergaris-garis tidak teratur (mosaik). Lambat laun, pertumbuhan daun terhambat, ukuran daun mengecil, dan menumpuk di bagian atas. Serangan yang cukup berat dapat mengakibatkan daun menjadi gugur. Serangan penyakit ini pada buah menyebabkan timbulnya lingkaran-lingkaran berwarna hijau gelap.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan bibit pepaya yang bebas virus dan membongkar serta memusnahkan tanaman yang terserang.
7. Busuk Rhizopus
Penyakit busuk rhizopus disebabkan oleh cendawan Rhizopus stolonifer Lind. Penyakit ini menyerang buah pepaya yang telah dipanen. Pada buah yang terserang, tampak adanya bercak-bercak kebasah-basahan yang diliputi oleh miselium-miselium dan sporangium cendawan yang berwarna putih atau cokelat kehitam-hitaman. Serangan yang berat menyebabkan buah membusuk, berbau kurang sedap, berair, dan daging buah lembek.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan sanitasi (kebersihan) kebun, sortasi buah sesudah panen, dan pelapisan buah dengan menggunakan lilin yang tipis.
8. Penyakit oleh Nematoda
Penyakit ini disebabkan oleh Meloidogyne incognita acrita. Nematoda menyerang akar tanaman pepaya, menimbulkan benjol-benjol pada akar sehingga sistem perakaran tanaman terganggu. Akibatnya, pertumbuhan ta-naman terganggu dan bahkan dapat terhenti. Gejala yang dapat terlihat ada- lah daun-daun tanaman menguning dan cepat gugur, serta tanaman tumbuh kerdil.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan nematisida Vapam dengan dosis sesuai anjuran. Di Hawai, dosis yang digunakan adalah 200 kg Vapam untuk setiap hektar lahan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar