Senin, 11 November 2013

PERSIAPAN DAN PEMELIHARAAN subKULTUR

kultur murni
dibutuhkan Kemampuan untuk menjaga kultur murni agar tak terkontaminasi selama inokulasi dan penggunaan dengan cara menerapkan GMLP. Kemampuan ini sangat penting untuk alasan keamanan dan untuk menjaga integritas ilmiah penelitian. Jelas kemampuan itu juga penting untuk mengenali kapan kultur telah terkontaminasi.

Menjaga stok kultur
Mungkin lebih mudah (murah) menjaga stok biakan murni daripada melakukan pemembeli kembali. Relatif mudah untuk mempertahankan sub-kultur pada media yang tepat untuk pertumbuhan, tetapi pemeliharaan stok kultur harus terorganisasi dengan baik dengan memperhatikan detail. Dipersiapkan untuk mentransfer kultur sebanyak empat kali setahun untuk mempertahankan kelangsungan hidup kultur. Mengkultur pada pelat gores (streak plates) tidak cocokdigunakan untuk kultur stok. kultur pada agar miring dibotol bertutup ulir lebih disarankan karena tutup sekrup/ulir mengurangi penguapan keluar sehingga tidak kering dan tidak dapat tumpah atau jatuh keluar. kultur pada agar miring lebih disarankan daripada dengan media kaldu (yaitu medium cair) karena tanda kontaminasi jauh lebih mudah terlihat pada permukaan media agar. Dua kultur stok harus disiapkan, salah satunya adalah " stok kerja" untuk dipakai sub-kultur untuk analisa, yang lain adalah " stok permanen" yang dibuka hanya sekali untuk menyiapkan dua kultur stok berikutnya. Inkubasi pada suhu yang tepat sampai ada pertumbuhan yang baik. Untuk pertumbuhan aerob yang ketat mungkin perlu untuk sedikit melonggarkan penutup saat inkubasi (tapi tutup secara aman sebelum penyimpanan) agar ada udara cukup pada bagian atas. Begitu ada pertumbuhan yang memadai, simpan kultur pada suhu kamar baik dalam lemari atau laci khusus. Terus waspada agar takterkontaminasi.

Memeriksa kontaminasi kultur
Bukti kultur yang murni yaitu ditandai oleh munculnya koloni pada lempeng gores dan sel dalam pengamatan mikroskopis. Harus ada keseragaman bentuk koloni dan bentuk sel (dan konsistensinya dengan penampilan kultur asli!). Hal ini masuk akal untuk memeriksa kemurnian atas dugaan kontaminasi kultur “stok kerja” dari waktu ke waktu dan dari “stock permanen” ketika mempersiapkan kultur stok baru.
Jika kultur terkontaminasi, tidak dianjurkan untuk mencoba untuk memperbaiki situasi dengan mengambil inokulum dari koloni tunggal dari streak plate dari kultur campuran karena kemungkinan (1) tidak mampu membedakan antara bentuk koloni kontaminan dan kultur asli, dan (2) varian kultur dari kultur asli yang tidak menunjukan sifat/bentuk seperti kultur asli dan sebaliknya. jika kontaminasi terjadi maka lakukan subkultur kembali dari " stok kerja" atau " stok permanen" , itulah mengapa perlu dibagi dua!.

Mencegah kontaminasi kultur dan lingkungan
Kapas penutup
penutup yang terbuat dari kapas non-penyerap(non-absorbent cotton wool) dapat digunakan pada tabung reaksi dan pipet untuk mencegah mikro-organisme melewati atau keluar dan mencemari kultur atau lingkungan. diperlukan celah cukup lebar diantara serat kapas untuk melewati aliran udara masuk dan produk gas yang dikeluaran/diproduksi mikro-organisme. Celah yang cukup lebar diantara serat kapas memungkinkan mikro-organisme/kultur keluar namun halini tidak akan terjadi karena mikro-organisme (bermuatan negatif) akan "tersaring" karena ditarik dan teradsorpsi pada kapas yang bermuatan berlawanan. Kapas harus tetap kering karena kemampuan filtrasi akan hilang jika kapas menjadi lembab - oleh karena itu digunakan kapas non penyerap(non-absorbent cotton wool). Untuk penggunaan plug (penutup kapas) pada tabung reaksi, Plug harus dibuat dengan benar untuk memastikan penutup dapat digunakan dengan nyaman tanpa mengubah bentuk saat digunakan berkali-kali (buka-tutup secara berkali-kali).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar